[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

Sebuah pisau... melayang?!

"Eeeeh!!" Qwerty melompat kaget, dan tanpa sengaja ia menabrak seorang pelayan yang sedang membawa nampan berisi gelas dengan air mineral di dalamnya.

Otomatis, ketika pelayan itu ditabrak, gelas berisi air itu melayang menuju...

"Ups~" jatuh tepat di atas kepala Sheera.

Melihat nona itu basah kuyup, secepat kilat Qwerty bersembunyi di belakang Raven, ia agak ngeri melihatnya, apalagi setelah Sheera melemparkan pisau berisi pesan. Kali ini mungkin ia melemparkan senjata lainnya~



*kabur*

melihat sesuatu yang capat, Elean langsung melihatnya tajam yang ia kira ada sesuatu yang tidak beres disini. dan dilihatnya raven membuka tisur itu. sepertinya tertulis kata-kata yang mengerikan, karna raven yang langsung diam dan duduk dengan rapih.

"a, araa...ke,kenapa ?", Elean segera duduk di dekat raven sesudah dia menyelesaikan tumpahan coffe itu.

tiba-tiba
suara teriak qwerty membuatnya menoleh ke qwerty. astaga air yang tumpah kearah sheera membuat Elean nganga 3 jari.

Raven tidak menyadari Qwerty bersembunyi dibelakangnya. Dia masih melamun, shock akan kejadian yang tadi. Setelah Sheera-sama melemparkan bertubi-tubi pisau ke arahnya, dia baru bangun dari lamunannya dan menghindar secara cepat.

Jantung Raven sudah jelas berdebar sangat kencang, apalagi salah satu pisau itu sedikit mengenai tangan Raven, tapi Raven tak peduli, dan berteriak pada Sheera,

"Sheera-sama, tolong hentikan!" tetapi kata-katanya diacuhkan, malah semakin banyak pisau yang di lemparkannya.

Inilah nasib seorang elite army yang benar-benar menyedihkan.

Lol...

Shera semakin melempar banyak pisau (ini nggak puppeter kan ' 'a) ... oh ya, itu adalah salahnya... coba lihat, di mana sang tersangka bersembunyi? Rasanya Qwerty malah menjadikan Raven sebagai tameng atau lebih tepatnya tumbal --a

Ketika ada pisau yang mengenai tangan Raven barulah instingnya bekerja --insting liar.red
"Ra... Raven!!" teriak nona kecil ini kencang kemudian berdiri menghadapi Sheera.

Entah dengan insting apa, kemudian Qwerty mengambil beberapa garpu dan gelas untuk menghalau lemparan pisau dari Sheera.

Trang! Trang!

Dengan kekuatan intelegensitas dan dexterity-nya, Qwerty berhasil menjatuhkan pisau-pisau itu... kemudian berbalik pada Raven. "Kyaaa! Darah!" teriaknya agak hiperbolis .dimaklumi ya =w=~

Sheera mendekati Raven dan menyentil kepalanya. "siapa yang melempar pisau bertubi-tubi hah? Aku hanya melempar satu." katanya. Dengan basah kuyup di berjalan mengambil pisaunya. Lalu dia meminta handuk pada pelayan di sana.

Dia melirik pada semua anggota elite army. "sampai berapa lama kalian di sini? Mau jam berapa ke HQ?" katanya sambil mengeringkan rambutnya. "dan Raven, jangan terlalu banyak melamun kau.."

Ahh, ini jadi medan perang yaa

Ciel jadi anak alim yang hanya duduk diam. Bahan tontonan yang seru.. Ciel duduk manis sambil minum kopi.

Salah satu pisau menancap di kursi yang diduduki Ciel. "Ahh....! Nyaris..." mata Ciel sudah membelo akibat shock.

Ciel tak bisa berkutik melihat para elite army diomelin sang gubernur. Dalam hati sih dia mau tertawa terbahak-bahak.

Elean hanya dia membatu setelah kejadian itu. dia tidak tahu harus berbuat apa-apa. dan wajahnya sekarang benar benar diam dan membatu, tangannya bertambah dingin.

Quote :

"sampai berapa lama kalian di sini? Mau jam berapa ke HQ?"

"aah !", teriak Elean. dan reflek berdiri dari duduknya.

"sudah jam berapa sekarang ??", dia berteriak sambil melirik2 kesana kemari mencari jam.

Ya, darah Raven mengalir dari tangannya. Dia merasa tempat ini akan menjadi tempat berperang. Raven menarik nafas lagi, kelihatannya tenang-tenang saja.

Aku tidak peduli dengan kondisi tubuhku, asal jangan mengotori kedai kopi Yuto-san lagi. Ini benar-benar memalukan.

Quote :

"siapa yang melempar pisau bertubi-tubi hah? Aku hanya melempar satu."

lalu siapa? Raven kebingungan sendiri, dia sudah tidak peduli lagi siapa yang melembar pisau bertubi-tubi, dia mengambil syalnya dan masih sempat saja mengelap darahnya(yang untungnya hanya sedikit).

Quote :

"dan Raven, jangan terlalu banyak melamun kau.."

"Ah, maaf, Sheera-sama. Aku memang sering melamun akhir-akhir ini." ucapnya datar.

Hahaha, kena omel semuanya.. Untung saja Leader nggak kayak gubernur..

Ciel tertawa di atas penderitaan para elite army. Ciel memikirkan hal itu tanpa tahu bahwa Leader-nya ada di tempat itu juga.

Sedikit demi sedikit Ciel mulai beranjak keluar dari coffee shop tersebut, hendak kabur.

Semoga tidak ketahuan..

"Ya ampun..." I.I hanya bisa geleng-geleng kepala melihat apa yang tumpah pada Sheera.

Dia jadi ingin menjahili seseorang di sini. Hemm... Leon juga sudah cukup mungkin. Tapi, tetap saja ingin menjahili seseorang.

"Haaa..." Pada akhirnya dia hanya bisa menghela nafas.

OOT: hei, sapa dong si pemegang code kita! hiks... sedih...

Loh~ jadi ada orang ketiga yang melempar pisau-pisau itu hah?

...

"Hah? Hah, er..." ung... sebenarnya Qwerty jadi semakin bingung. Ini-itu, semuanya tidak jelas eh.

Nona bernama Sheera itu lalu mendatangi kerumunan itu, bertanya tentang... kapan kembali ke HQ? ... "Memangnya dia siapa, kok bertanya seperti itu?" tanya Qwerty dengan sangat polosnya. Ia merasa Sheera hanya warga bisa.

"sudah saatnya kalian ada di HQ sekarang. Kalau nanti aku sudah menjadi atasan kalian, kalian tidak akan bisa bersantai-santai seperti ini." katanya.

Dia melirik luka Raven. "jangan!" kata Sheera ketika melihat luka itu dilap dengan syal. Dia menarik tangan Raven dan orangnya ke wastafel dan membersihkan lukanya. Lalu dia mengambil plester dari sakunya.

"beres! Kalau begini dijamin tidak akan infeksi." katanya sambil tersenyum manis.

"sudah saatnya kalian ada di HQ sekarang. Kalau nanti aku sudah menjadi atasan kalian, kalian tidak akan bisa bersantai-santai seperti ini." katanya.

Dia melirik luka Raven. "jangan!" kata Sheera ketika melihat luka itu dilap dengan syal. Dia menarik tangan Raven dan orangnya ke wastafel dan membersihkan lukanya. Lalu dia mengambil plester dari sakunya.

"beres! Kalau begini dijamin tidak akan infeksi." katanya sambil tersenyum manis.

I.I yang merasa bosan akhirnya memutuskan untuk mendekati si kecil Qwerty. Penasaran dengan apa yang terjadi.

"hei.. sebenarnya kenapa kalian begitu ribut? Hemm... dan kalian juga sepertinya bukan warga biasa." I.I bertanya penasaran pada orang itu. Berharap dia mengerti apa yang terjadi.

tapi, semakin dilihat dia semakin tidak mengerti dengan lemparan pisau, HQ dan lainnya.


OOT: nih, I.I udah gerak, ajak ngerusuh dong...

Raven terhuyung, dia menabrak gadis yang di belakangnya. Dia menginjak kaki gadis itu.

Reaksi Raven pun sangat lambat setelah banyak kejadian-kejadian berat yang menimpanya.

Setelah beberapa detik, Raven baru menyadari dia menginjak kaki seseorang di belakangnya. Tingkah laku Raven hari itu selalu saja salah.

"AH! Maafkan saya, nona!" pandangannya masih kabur, belum sempat melihat rupa perempuan yang diinjak kakinya itu.

Belum sempat melihat rupa gadis itu secara jelas, dia sudah di tarik lagi oleh Sheera-sama ke dekat wastafel. Sheera-sama juga memberikannya plester.

Raven membalas senyuman atasannya itu, "Terima kasih, Sheera-sama."

Atasan? ... =________=a

Ah kata-kata itu kabur dari kepala Qwerty, namun ia sedikit merasa... merasa sesuatu waktu Sheera membawa Raven dan mengobati lukanya. Bingung, tidak tau lah.

Nona kecil ini lalu mengambil kursi dan duduk mengosongkan pikiran, sejujurnya sih bingung mau berpikir apa. Kemudian seseorang menghampirinya, ia bertanya. "Hng... Qwerty juga tidak tau...." jawabnya malas.

Kemudian Qwerty berdiri, namun karena lantai yang basah, ia agak terpeleset. Tidak mau terjatuh sendiri, ia kemudian menarik tangan I.I agar ikut jatuh bersamanya~

dan *bedebum!* dua-duanya jatuh~




@Claire: sudah tuh... di sapa dengan kekerasan *disepak*

"Arg !", raum Elean diinjak kakinya. oleh raven

dia yang tadi hanya diam melihat semuanya, akhirnya membuka mulut dengan teriakan itu.

Elean merasa pusing dan merasa tidak enak badan, mungkin gara-gara bajunya yang masih basah.
Elean berjalan dan..

PRANG

gelas coffe pecah didekat meja sheera.Elean tidak sengaja menyenggolnya. dan sepertinya itu gelas coffe sheera.

"Uhmmp..." tanpa sengaja ternyata ada seseorang juga yang ikut tertarik oleh dirinya yang jatuh dan seketika itu juga cangkir kopi yang dipegang olehnya entah melayang pada siapa, namun piring kecil yang menjadi alasnya pun terbang entah ke arah YUto atau Leon...

"Lain kali tolong berhati-hati ya.." ujar gadis ini pada Qwerty dengan penuh senyu. Padahal Sial, kenapa sih kamu harus menarik diriku juga? sakit tahu!

Pada siapakah cangkir berisi kopi dan tatakan itu terbang?

Ciel melihat ke belakang.

"Tambah kacau, mengerikan" komentar Ciel sambil merinding dari pintu masuk.

Ciel menemukan sesuatu yang tertinggal di atas meja. Kunci KMF miliknya.

"GYAAAAAAAAAA!" teriakan Ciel memecah keheningan.

... "Uwaaah Qwerty tidak sengaja~" ucapnya pada I.I sedikit khawatir akan disalahkan lebih lanjut.

Ung... dan sepertinya kejadian demi kejadian terjadi... entah ini karena kedatangannya atau karena keberadaan orang-orang di sana. Namun Qwerty agaknya berpikir, mungkin sebaiknya ia diam saja.

"Aiyaah... sebaiknya Qwerty diam saja deh," nona manis ini lalu mengambil kursi di sebuah meja dan memainkan GPS-nya. Bosan dan... agaknya merasa... aneh.

Cewek berambut hitam ini lagi-lagi melakukan kesalahan, ngapain dia teriak kencang-kencang seperti itu.

Ciel bergegas kembali ke meja itu, mengambil kunci KMF miliknya dan tak lupa terpleset air yang masih menggenang. [ = = ]

Raven, Elean, Dark, Qwerty terciprat tumpahan kopi tersebut sedangkan Ciel dengan santai langsung ngeloyor keluar takut kena omel.

"Gawat, gawat, mesti buru-buru kabur~"

Ciel jadi jago kabur sekarang...

"ah !"

cipratan kopi tersebut terkena pipi Elean ia mengelapnya dengan cepat dan tanpa sadar..tangannya terpukul ke arah Raven, tepat dilengannya.

BUGH

terdengar agak keras.
Elean hanya meram dan menengok pelan ke arah raven.

"hhe..hehhe...", tawa Elean maksa dan wajah bersalah.

Belum lama Sheera memalingkan perhatiannya dari yang lain, sudah terjadi banyak kekacauan lagi.

Dan ditambah gelas kopinya yang pecah dan membasahi sedikit dari buku-bukunya. Buru-buru dia mengambilnya.

Sebenarnya dia lebih kasihan lagi pada pelayan-pelayan disana yang menghela nafas. Terlalu banyak kekacauan.

*nyuut*

kepalanya mulai pusing sekarang.

Raven kembali konsentrasi sepenuhnya. Dia berpikir untuk duduk, dan duduk di sebelah Qwerty.

Ternyata gerakan Ciel yang tiba-tiba membuat cipratan kopi yang tadi tumpah jadi terkena bajunya. Bukan dia saja yang kena, Elean, Dark, Qwerty bahkan I.I. sepertinya terkena juga.

Bagus..Lagi-lagi bajuku menjadi korban. Syalku saja sudah hancur begini..

Belum selesai masalah, tangan Elean mengenai lengannya yang tadi terkena luka. Raven ingin berteriak, tapi dia tau itu akan menambah masalah. Dia pun kesakitan dalam diam.

Raven Reidsword, seorang elite army korban kekerasan sekitarnya.

"Hei, mau kemana?" I.I yang tahu orang ini Kishidan menariknya. Tidak terima baju yang baru dibelinya itu langsung kotor begitu dia sampai ke sini.

"Ciel... harus minta maaf. Lagipula kenapa terburu-buru sih?" I.I mengerling manis dan menahan Ciel dengan lembut.

tapi, gadis ini juga tidak bisa menahan tawa melihat apa yang ada di sana. Berantakan... dan kotor... para elite army sekalipun.