[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

rione berfikir...
Coffe shop ini sudah kosong.... sebaiknya aku pergi...
Lalu rione berkata "baiklah... aku pergi..." dan rione meninggalkan tempat itu...

[rione-out]

"Hmph, bukan seorang penjaga kedai yang baik, kau?" tanya Cross pada Yuto.

"Masa kau baru sadar kalau kedaimu ini hancur...? Parah sekali dirimu..."

Yuto melihat ke sekeliling, tokonya hancur lebur. Ia heran, sebenarnya apa yang telah terjadi saat ia tertidur tadi. Pelanggan-pelanggannya itu sungguh mengerikan. Hebatnya lagi, Yuto baru terbangun ketika kekacauan itu telah selesai.

"Waduh, aku bisa dimarahi ayahku..." serunya sedikit gemetar.

Lalu ia melihat Sheera datang ke kedainya, sepertinya sedang mencari sesuatu. Kemudian ia pun mendekati gadis itu. "Halo nona, sedang mencari apa?" tanyanya sambil tersenyum, dengan senyuman yang tidak jelas.

Sheera kembali sibuk mencarinya sampai ke bawah kursi. bahkan di saat seperti ini ada saja yang bertanya kalau dia sedang apa. dengan emosi dia berbalik.

"kan sudah kubilang! aku mencari selembar kertas yang bertuliskan data penting!!! eh..KAU?!" teriaknya sambil menunjuk-nunjuk Yuto.

Panik
Heran
Senang

meskipun dalam hatinya merutuki keberadaan Yuto yang tiba-tiba di saat yang tidak terlalu tepat, Sheera hanya mengalihkan pandangannya dari wajah Yuto. "bantu aku mencari!" pintanya, yang bernada omelan.

apa boleh buat, itulah Sheera.

Yuto heran Sheera teriak-teriak padanya. Namun ia hanya tersenyum karena akhirnya hari ini ia dapat bertemu Sheera juga, walaupun ia merasa waktunya tidak tepat.

Ia lalu merangkul Sheera, "Mencari data yang seperti apa, gadis cantik?" Rayunya sambil tersenyum gombal. "Bagaimana aku bisa membantumu mencari benda itu kalau aku tidak tahu bendanya seperti apa?" tanyanya sambil menggoda.

dirangkul...Yuto?

1..
2..
3..wajah Sheera semakin merah....

"GYAA!!!" teriak Sheera sambil melepaskan diri dari rangkulan Yuto. "apa-apaan sih?! niat bantuin nyari ga?!" ujarnya setengah kesal-tapi-suka.

Sheera berpikir lagi. "ya namanya juga kertas! cuman sehelai, banyak tulisannya dan.....oh! diatasnya tertulis tulisan besar yang judulnya 'Kuro no Kishidan'!" serunya. lalu dia mulai mencari lagi. "un....mana ya?"

Setelah Sheera melepaskan diri dari rangkulannya, Yuto hanya tertawa. "Kamu lucu banget sih! Hhahahha!" serunya. Sebenarnya ia ingin menggodanya lebih lama lagi, namun ia tahu bahwa ini bukan saat yang tepat.

"ya namanya juga kertas! cuman sehelai, banyak tulisannya dan.....oh! diatasnya tertulis tulisan besar yang judulnya 'Kuro no Kishidan'!"

Yuto berpikir sejenak. Ia lalu segera membantu Sheera mencari kertas bertuliskan 'Kuro no Kishidan itu di bawah meja dan sudut-sudut kedai tersebut.

"Memangnya kalau aku boleh tahu, data itu tentang Kishidan ya? Ada apa dengan Kishidan?" tanyanya lembut.

Tiba-tiba ia menemukan sehelai kertas di bawah meja pribadinya. Kertas-hampir-lecek itu bertuliskan 'Kuro no Kishidan', sesuai dengan yang dikatakan Sheera. Ia membaca sejenak isi data itu, berusaha agar Sheera tak mengetahui kalau ia sudah menemukan kertas itu.

Yuto, bukan, kali ini Yuuto menyeringai sejenak. "Fufufu..." gumamnya pelan.

"ugh...mana ya?" katanya sambil terus mencari. dimana-mana tidak ada! akhirnya Sheera menyerah dan memutuskan untuk duduk sejenak. beristirahat.

"Memangnya kalau aku boleh tahu, data itu tentang Kishidan ya? Ada apa dengan Kishidan?"

Sheera menatap langit-langit toko itu. berusaha mengingat kembali apa yang dibacanya di halaman itu. "Kuro no Kishidan...salah satu kelompok pemberontak terbesar dan paling terorganisasi di Area 11. sempat membuat Tokyo Settlement hancur karena peperangan di sana. orang-orang keras kepala yang ingin kumusnahkan keberadaanya..." gumamnya.

Sheera kembali melihat Yuto. "ah..dan kertas itu berisi data penting tentang mereka...hm..Yuto? kenapa? kau sudah menemukannya? apa itu?" katanya sambil melihat Yuto yang membelakanginya.

Yuto lalu segera membalikkan diri untuk menghadap Sheera. Sambil tersenyum ia lalu mendekati sang (calon) governor area 11 dan duduk dengannya. Yuto kemudian menyerahkan kertas yang berada di tangannya pada Sheera.

"Kau ingin memusnahkannya ya?" katanya. "Kalau begitu kau harus berusaha keras ya!" lanjutnya untuk menyemangati Sheera.

Yuto terdiam sejenak, dan berkata, "Jalanmu nanti akan penuh liku-liku, Sheera..."

Ia kemudian menatap lagi kertas itu dan tersenyum.

"Aku sempat membaca sejenak isi data itu. Aku tertarik pada seorang Kishidan yang memakai semacam jubah hitam disana. Tampaknya hanya dia yang data-data dan keterangannya masih misterius. Hebat sekali ya dia, hhahaha!" katanya agak sedikit melakukan penekanan pada kata 'hebat'.

Yuto tersenyum, "Misterius itu hebat..."

"ah..ini dia.." serunya senang sambil mengambil kertas itu dan tersenyum layaknya anak kecil yang menemukan bonekanya. "syukurlah..ternyata ada di sini... hehehe..terimakasih ya, Yuto!" kata Sheera dengan senyum yang luarbiasa manis.

tanpa disadari, tangannya memegang tangan Yuto erat-erat.

"heh?" serunya sambil melepaskan pegangan tangannya.

bodoh.bodoh.bodoh.bodoh.bodoh!!!!!!!

dia menutupi mukanya yang merah dengan kertas itu, kemudian memasang tampang juteknya lagi. "penuh ilku? ya, aku tahu itu..." katanya sambil menatap kertas itu.

"misterius? ah...kurasa itu hal yang bodoh. suatu saat juga ketahuan siapa orang itu. dia kan menyembunyikan wajahnya, pasti wajahnya jelek.." serunya sambil tersenyum sinis.

Sheera menggenggam tangan Yuto dengan erat. Setelah sheera melepaskannya dan menutup wajahnya dengan kertas tersebut, wajah Yuto berubah menjadi pink. Ia memalingkan wajahnya sejenak.

"Hhhahaha..." tawanya dengan kikuk.

"misterius? ah...kurasa itu hal yang bodoh. suatu saat juga ketahuan siapa orang itu. dia kan menyembunyikan wajahnya, pasti wajahnya jelek.."

Yuto kembali memfokuskan kedua mata cokelatnya pada Sheera. Mengagumi kecantikan gadis itu. Ia lalu menyandarkan dagunya pada telapak tangan kirinya.

"Kalau ternyata orang itu setampan diriku... apa yang akan terjadi ya? Kau pasti jatuh cinta padanya!" serunya.

Kemudian tangan kanannya mencubit pipi Sheera dengan gemas. Satu kali, dan dua kali. "Kau jangan sampai jatuh cinta padanya ya! Kalaupun pria itu memang setampan diriku..."

Yuto terdiam sejenak, memikirkan kata-katanya barusan.

Ciel merasa tertinggal

Kan aku dan Elean-san yang mau kabur duluan, kok malah Rione yang berhasil kabur duluan?

Perlahan tapi pasti.. Ciel akhirnya bebas! Wajah Ciel menunjukan tampang seorang pemenang.. Hahaha...

[Ciel - Out]

"aw!aw!aw! apaan siiih?! iseng banget ya, nyubit-nyubit pipiku segala?!" serunya sambil memegang pipinya yang merah, bukan karena dicubit, tapi karena...ah, tahu sendiri lah.

seorang kishidan..Sheera memandang kertas itu sekali lagi. memang tidak ada petunjuk tentang orang ini. siapapun orang itu, pasti sangat menarik untuk dibunuh.

"Kau jangan sampai jatuh cinta padanya ya! Kalaupun pria itu memang setampan diriku..."

"he-eh? yakin sekali kau kalau kau tampan?!" katanya sambil tersenyum meremehkan. "yah, walaupun pria itu memang mirip dengan dirimu, tetap saja aku tidak akan jatuh cinta dengan mudahnya pada orang itu.."

karena aku jatuh cinta padamu! dasar bodoh!

Sheera mengalihkan pandangannya ke kertas lagi. "..setidaknya orang ini adalah orang yang harus kubunuh.."katanya.

Yuto hanya tesenyum dan terus menatap Sheera dengan lembut. Terkadang tangannya terasa geli karena keinginan kuatnya untuk menyentuh gadis di depannya. Namun ia tahu, ia akan berakhir terkapar di rumah sakit bila melakukannya.

"Tentu saja aku tampan! kalau tidak mana mungkin kita saling berhadapan disini!" serunya sambil tersenyum menggoda.

"Tapi kalau pria itu jatuh cinta padamu... ngg.." Yuto tidak melanjutkan kata-katanya, lebih tepatnya menarik kembali kata-kata bodohnya itu. "Ah... tidak lupakan!"

Ia terdiam ketika Sheera mengatakan akan membunuh pria misterius itu. Bukan akan tetapi harus. Ia tersenyum kemudian, dan bermaksud mengalihkan pembicaraan yang tidak mengenakkan itu.

"Hei, Sheera!" katanya. "Kau pernah berciuman dengan seorang pria sebelumnya?"

"kalau pria itu jatuh cinta padaku? Heh...akan lebih mudah bagiku untuk mencincangnya dan menyeretnya ke pengadilan lalu ku bunuh.." katanya seenaknya. Sheera memang rada-rada sadis, sehingga dia mengatakan hal itu dengan enteng.

Sheera memasukkan kertas itu ke map yang dibawanya. Awalnya dia berniat kembali ke HQ, namun Yuto berkata hal yang aneh.

"be...be...berciuman?! Tentu saja belum! Mengapa kau bertanya hal yang aneh seperti itu?" tanyanya pada yuto. Jantungnya berdegup kencang. Memang benar Sheera belum pernah mencium dan dicium seorang pria. Namun entahlah kalau nanti. Dengan yuto mungkin?

"ah..." tanpa sengaja pandangannya tertuju pada bibir Yuto. Hati Sheera menjadi tidak karuan.

Yuto hanya menggeleng, "Wah, kau jahat sekali! Kan kasihan kalau dicincang seperti itu! kalau orangnya mendengar bagaimana ya?" serunya sedikit menggoda.

Ya, orang yang sejak tadi mereka sebut, sang kishidan misterius, sudah pasti mendengarnya. Namun tentu saja ia dapat menahan emosinya yang apabila meledak akan ketahuan tentang keberadaan dirinya di kedai ini.

"be...be...berciuman?! Tentu saja belum! Mengapa kau bertanya hal yang aneh seperti itu?"

Yuto tersenyum, "Tidak aku hanya ingin tahu... kau..." kata-katanya terpotong ketika Sheera menatap bibirnya. Wajahnya sedikit banyak berubah menjadi pink.

Wajahnya kemudian datang mendekati wajah cantik Sheera. Bibirnya mendekati bibir merah Sheera. Yuto semakin mendekat dan mendekat. Kini tinggal satu senti lagi menuju bibir Sheera, dan...

hah?

tubuh sheera berasa kaku dan tidak dapat digerakkan. Melihat wajah Yuto yang mendekatinya, Sheera hanya memejamkan matanya dan....

*rin..rin rin~*

kali ini HP Sheera berdering. Entah mengapa, Sheera ingin mendiamkan HP itu dan melanjutkan apa yang terjadi. Namun apa daya, mungkin saja itu adalah panggilan para tetua.

Sheera mendorong Yuto dengan pelan sambil tersenyum miris dan mengambil HPnya. "ya...kenapa? Sekarang...ah....baiklah...saya akan ke sana dalam waktu 40 menit..." kata sheera.

"ah....aku harus pergi dulu...terimakasih untuk bantuannya." katanya. Lalu dia meninggalkan Yuto dengan wajah tertunduk malu.

"oh..iya...mungkin aku akan kembali setelah jam makan siang..."

[Sheera : out]

Ketika hampir sedikit lagi Yuto akan mencium Sheera, terdengar bunyi HP yang berdering dari kantung Sheera. Hal itu membuat Yuto sedikit kesal, padahal sebentar lagi ia akan mendapatkan bibir manis Sheera.

Namun ia harus bersabar. Suatu saat kesempatan itu akan datang lagi.

Ia lalu berdiri dari kursi dan menatap Sheera yang sedang menelepon. Sepertinya ia sedang terburu-buru.

"ah....aku harus pergi dulu...terimakasih untuk bantuannya."

Yuto hanya tersenyum, "Sama-sama..." Sebenarnya ia agak sedikit malu juga mengingat perbuatan yang hampir dilakukannya pada Sheera tadi.

"oh..iya...mungkin aku akan kembali setelah jam makan siang..."

Yuto menggeleng, "Ah... tidak perlu. Karena aku akan menutup kedai ini lebih awal dari sebelumnya. Kedai ini harus diperbaiki dari SEMUA kerusakan yang KALIAN SEMUA lakukan selama aku tertidur tadi. Jadi maaf..." Yuto menambah penekanan pada kata 'semua' yang ia ucapkan.

"Lagipula..." lanjutnya, "Sepertinya perbaikan ini akan memakan waktu. Mungkin selama 3 hari ke depan toko ini akan tutup. Ah... dua hari lagi kau naik tahta ya? Semoga sukses dalam penobatan itu Sheera!" serunya sambil melambaikan tangannya.

Ia lalu balik menatap kedainya. Ia juga menyuruh pekerja-pekerjanya agar berlibur selama 3 hari kedepan. Setelah itu ia bersiap-siap mengemas barang-barangnya, dan menutup kedainya.

"Ah.. begitu toko ini dibuka kembali, aku dan Sheera akan menjadi orang yang berbeda..." gumamnya pada dirinya sendiri.

Ia lalu kembali pulang, berjalan kaki menuju ke rumahnya.

[Yuto : out]
[Coffee Shop : Closed]

Note: RP akan dibuka kembali tiga hari setelah adegan tertentu di Main RP selesai, atau tanggal 12 Januari 2020 a.t.b
__________

oot: verin silahkan out!

12 Januari 2020 a.t.b

[OPEN]

Okay, padahal sudah siang dan kedua jarum panjang mulai berimpitan di kala matahari berada di atas kepala, namun Yuto masih mengantuk. Ia menopangkan dagunya pada kedua telapak tangannya di meja kerjanya. Matanya masih berat. Ia bahkan menutup kedua matanya sambil duduk. Ia membiarkan orang lain yang melihatnya aneh.

Setelah pulang kembali dari Vieroy's Palace, Yuto menginap di Kishidan HQ, dan baru tadi pagi ia pulang kembali ke rumahnya. Sebenarnya ia tidak bisa tidur disana, karena para tetua kishidan berisik itu terus saja berdebat mengenai insiden kontroversial di Vieroy's Palace dengan suara-suara yang bahkan menggema.

Yuuto sudah mengancam mereka untuk memelankan suara mereka namun tampaknya tidak dihiraukan, mereka tetap saja bersuara keras. Yuuto yang masih anggota baru kishidan tampaknya tidak terlalu dianggap. Yah, lagipula buat apa Yuuto mengorbankan suaranya untuk mengancam orang-orang tak berguna seperti mereka.

Back to Yuto, dan saat ini pun ia masih mengantuk. Matanya terasa sangat berat. Walau, begitu ia masih dapat mendengar bunyi pintu yang dibuka oleh seseorang yang datang ke kafenya.

"Uhh? Selamat Datang..." sapanya tak bersemangat, bahkan tak berpindah dari posisinya semula.

"Selamat siang!" i.i masuk dengan senyum manis dan penampilan ala cinnamon, rambut hitam pendek dan kacamata. Sengaja. Dia ingin mengagetkan pemilik toko ini.

"late, please!" i.i memesan secangkir latte dan duduk di kursi dekat jendela.

You Again...?

Sesungguhnya baik Yuto maupun Yuuto agak kaget dengan kedatangan gadis yang paling ia kenal sedunia, I.I, namun ia terlalu mengantuk untuk merasa kaget. Masih dengan posisinya semula, ia menyapa I.I dengan ramah.

"Hai... Siang!"

Ketika Yuto akan kembali menutup matanya, I.I memesan Latte padanya. Ayolah, kenapa harus memesan padaku tidak ke pelayan lainnya? Begitulah yang ia pikir. Ia lalu segera bangkit dari posisinya yang super pemalas dan berteriak pada juru kopi di dapurnya.

"Hoi... Latte satu! Meja dekat jendela!"

Setelah itu ia kembali dalam posisinya semula, tidur di atas meja. Namun pandangan wajahnya menyamping untuk menatap I.I.

"Ngapain kamu kesini?" seru Yuuto, yang sama-sama mengantuk. Yuto sendiri tampaknya sudah duluan tertidur(?).

*BRAK*

Sheera membuka pintu dengan kasarnya. dia terlalu buru-buru. "YUTO!!!!!" teriaknya ke seisi toko. lumayan mengagetkan semua pengunjung dan pelayan. Sheera mencari sosok Yuto, yang dia temukan di pojok dan langsung dihampiri Sheera.

"Yuto! aku minta bantuanmu! aku akan menyewa tempat ini untuk hari ini! bisa kan?" tanyanya langsung to the point. sepertinya membuat Yuto sedikit bingung.

"YUTO!!!!!"

Sebuah teriakan nan indah itu membuat Yuto terbangun dari alam mimpinya dan bangkit dari duduknya. Dengan kaku ia segera berdiri dan menegakkan tubuhnya. Ia tak habis pikir siapa yang berteriak padanya seperti itu. Namun setelah melihat bahwa orang itu ialah Sheera, ia menghela nafasnya.

"Jadi kamu toh... ada apa?" tanyanya lesu.

"Yuto! aku minta bantuanmu! aku akan menyewa tempat ini untuk hari ini! bisa kan?"

"Waduh?" Yuto yang masih ngantuk setengah connect dan setengah tidak dengan permintaan Sheera yang secara langsung dan tiba-tiba. Hal itu membuatnya kaget, sekaligus bingung.

Ia terdiam sejenak, otak besarnya entah kenapa me-loading agak cukup lama, sampai akhirnya ia menyadari situasi.

"Oh? Boleh aja... tapi untuk apa?" tanyanya heran.

Sebelum Sheera menjawab pertanyaan Yuto, Supir Sheera sudah masuk ke dalam toko membawa 2 bungkusan yang berisi hiasan.

Sheera menyuruh supirnya itu untuk menunggu dulu. "untuk sebuah pesta ulang tahun kecil-kecilan untuk seseorang yang kusayang..bolehkah? ya? kumohon..." pinta Sheera dengan sedikit manja. Sheera tahu dia akan berhasil jika membujuk Yutyo seperti itu.

"er..aku juga minta bantuanmu dan orang-orang disini untuk membantu menghias tempat ini..hehehe..." katanya sambil menunjuk bungkusan yang dibawa supirnya itu.

Mizu yang berjalan jalan pun mampir ke toko kopi milik yuto

'mungkin Ada yang bisa kubanyu di sana' pikirnya

makania pun memasuki cafe itu "selamat siang" katanya sambil duduk di salah satu mejA

ia melihat bahwa sheera sedang berbicara pada yuto

ia menghampiri mereka Dan bertanya "hei! Ada yang bisa kubantu?" tanyanya ramahnpada sheerA

Sheera melihat pada perempuan yang menyapanya dengan ramah. "oh...er...iya, jika kau pelayan disini, itu akan sangat membantuku, tapi aku tidak ingin merepotkan rang lain selain pekerja disini" kata Sheera sambil sedikit tersenyum.

Sheera melihat perempuan itu baik-baik. "hm? apakah aku mengenalmu?"tanyanya sambil mengamati orang itu. dalam pikirannya, Sheera menyangka kalau perempuan itu adalah salah satu perempuan yang mengejar-ngejar Yuto.

mungkin? siapa tahu...