[RP] Let's Shopping at Omotesando Mall

Oot: er... Yang digambar itu muka kaito. Ya udah deh... Apa aku lupa tulis.

lokasi: butik, sedikit flashback.
"haaa..." i.i memasuki sebuah butik lagi. Dia tidak tahan melihat pakaian yang ada di etalase butik itu. Padahal bawaan dia sudah banyak.

"kira-kira leon marah tidak ya aku membeli sebanyak ini?" ujar gadis ini. Dia pergi keluar butik dengan dua tas besar. Ya... Dia membeli beberapa wig juga untuk penyamaran. Sebelumnya juga dia membeli beberapa kotak soft lens dan kacamata.

lalu dia melihat kaito yang tidur dan berencana menjahili anak malang itu.

oot: ah!salah! saya baca cepet-cepet..kasihan, Raven lagi yang kena..saya edit deh

Raven berhenti menertawakan Kaito. Dia mau memotretnya juga, tapi sayang dia tidak bawa handphone.

Raven pun melanjutkan mencari kaset-kaset piano classic untuk di dengarkannya sekaligus dimainkannya.

"Trois Gymnopedies - Satie..," Raven melihat kaset yang sedang dipegangnya."Ah, bagus. Ini juga sepertinya belum punya."

Jangan salah. Walau Raven kadang pelupa, tapi untuk hal yang satu ini dia benar-benar ingat sampai-sampai setiap nada dan not balok yang ada di sebuah musik dia mengingatnya dengan jelas.

Lokasi: di depan toko bangunan

sheera masih kesal-kesal sendiri, meskipun Yuto sudah bebas dari wanita-wanita itu. Seharusnya Sheera tidak terlalu marah karena masalah itu, namun dia tetap saja merasa marah. Cemburu.

Dia lebih kaget lagi saat Yuto menggendongnya. "GYAA! Yuto! Kamu ngapain sih?! Turunin ga?! Diliatin banyak orang nih!" kata Sheera sedikit memberontak.

Namun saat Yuto mengatakan akan membawanya ke tempat paling asik di mall ini, Sheera tidak bisa membayangkan tempat seperti apa itu, karena dia belum pernah ke mall itu sebelumnya. Sheera sudah membayangkan 1001 adegan romantis yang akan terjadi nanti. Tapi saat Yuto mengatakannya berat, Sheera sedikit tersinggung dan langsung turun dari gendongan Yuto.

"ah! Kalau tidak bisa menggendongku ya tidak usah! Dasar! Suka bikin ribet sesuatu!" omelnya. Dalam hati Sheera bersyukur kalau dia tidak terlalu dikenali sebagai 'calon gubernur area 11' karena rambutnya yang dikucir kuda dan kacamata tanpa minusnya. Namun hanya orang yang mengincarnya dan yang dekat dengannya saja yang mengenali dia sebagai Sheera Li Britannia

Elean tidak mendengar apa yang lainnya bicarakan, dia hanya melihat ada seorang lagi yang masuk toko musik ini. dan mengetahui bahwa yuto dan sheera sudah meninggalkan toko ini.

ia hanya sibuk mencari-cari kaset instrument lagi dan melihat-lihat alat" musik. anehnya walaupun Elean sudah lama menyukai musik instrument, dia tetap tidak bisa memainkan alat musik.

Elean berhenti berjalan ketika melihat grand piano hitam yang mengkilat terpajang. mata Elean berbinar-binar melihatnya. bibirnya terbuka 2 cm??
'andai saja...aku bisa memainkannya..', gumam Elean Lesu.

'ngg...ah ! raven kan bisa !', pikir Elean kembali cerah.

"raven !", dia memanggil penggila pocky itu dari tempat grand piano berada.

Raven segera melihat kepada arah suara yang memanggilnya tersebut.

Perasaannya sangat senang, dan feelingnya mengatakan bahwa dia akan semakin senang jika menghampiri suara tersebut.

"Ada apa, Elean?"

Quote :

"Ada apa, Elean?"

"mainkan !", kata Elean senang sambil menunjuk-nunjuk grand piano itu.

Dia hanya jarang melihat orang bermain piano, sebenarnya Elean ingin memainkannya tapi karna ia tidak bisa, dia menyuruh yang bisa aja. (ketawain Elean *dibunuh Elean dari belakang*)

Quote :

"mainkan !"

Hmm..Nada bicaranya cukup memaksa juga, ah, biarlah..Aku tak peduli yang penting bisa main piano ini sekarang

"Mau kumainkan lagu apa?"tanya Raven sambil tersenyum seperti biasa.

Quote :

"Mau kumainkan lagu apa?"

"ngg...", Elean berpikir.

"lacie song aja ! yang tadi...tau notnya kan ?"

Elean sekarang menunjuk-nunjuk kaset Lacie song yang ia pegang. terlalu bersemangat jadi gini deh == *dilempar keyboard sama Elean*

Quote :

"lacie song aja ! yang tadi...tau notnya kan ?"

AH! Aku senang sekali kau memintaku untuk memainkannya, dengan senang hati aku akan memainkannya

Raven menuju grand piano, di sana masih ada pekerja yang memainkan piano. Dengan hanya kartu pengenal sebagai elite army, sang pekerja tersebut langsung diusirnya dari piano tersebut.

"Tentu saja aku tau, aku sudah memainkannya berulang kali. Apalagi lagu ini juga terkenal di setiap kotak musik di kota ini."

Raven mulai memainkan Lacie Song tersebut. Pikirannya melayang-layang pada LACIE, si gadis yang di bicarakan di lagu ini. Pengarang lagu lacie ini menciptakannya untuk seorang gadis bernama Lacie. Tapi sayangnya gadis itu terbunuh pada sebuah tragedi yang menyedihkan. Itu merupakan kisah sedih menurut Raven.

Lokasi : masih di depan toko bangunan

Yuto hanya tertawa ketika Sheera menurunkan dirinya sendiri dari gendongan dadakan Yuto. "Sudahlah, kau diam saja tuan putri! Ksatriamu ini akan menggendongmu dengan lembut!" serunya menggoda. Sekali lagi, ia menggendong Sheera di bahunya. Kali ini ia menyiapkan seluruh tenaganya agar ia mampu menggendong Sheera.

"sudah kubilang kan? Kau akan kubawa ke tempat paling asyik di mall ini!" serunya lagi.

Namun tiba-tiba sesuatu yang berbentuk bulat dan lembut terasa di telapak tangan kanannya. Padahal kan kedua tangannya sedang memegang tubuh Sheera untuk menggendongnya. Jadi sesuatu yang lembut itu...

Aku... megang apa ya..? Ah ya sudahlah, biarkan saja apa adanya! Hhehe

Elean mendengarnya merasa tenang dan nyaman, dia hanya tersenyum.
seakan-akan ada angin yang sekarang menyentuhnya. (kan indoor ? ==)

dan Entah kenapa saat mendengar lagu ini, mata Elean berkaca-kaca. Dia mengingat adiknya yang sekarang sakit-sakitan dirumah kakeknya.

saat raven membunyikan not terakhir, Elean mengusap matanya diam-diam.
"waah bagus sekali !", disertakan tepuk tangan.

"pengen cepat-cepat mendengar lagu ini lagi di MP3", kata ia tak sabar.

Quote :

"waah bagus sekali !"

"Terima kasih, Elean.."

Suasana hati Raven semakin cerah, cerah bagaikan Mentari yang menerangi omotesando mall saat itu.

Quote :

"pengen cepat-cepat mendengar lagu ini lagi di MP3"

"Oh, dengarkanlah..Tapi Lacie Song itu lebih sering ada yang versi kotak musiknya. Nanti kuberi juga Elean yang versi pianonya."


oot: jadi kayak ngomong beneran

Oot: akan kubuat kecelakaan! Tapi sheera please terusin apa yang dipegang yuto.

i.i yang sedang berjalan tiba-tiba oleng karena hak sepatunya patah. Dan tanpa sengaja dia menabrak yuto dan dia sendiri jatuh lalu belanjaannya juga berserakan. Untung yang jatuh adalah pakaiannya. "ukh..."

Lokasi: di depan toko bangunan

sheera digendong yuto sekali lagi. Padahal Sheera bukan anak kecil yang harus digendong kemana-mana.

Namun yang lebih kesalnya lagi, Yuto menggendong Sheera dan memegang...memegang....

"KYAAAAAA! LEPASKAN AKU! DASAR COWOK MESUM!!!" teriaknya sambil meronta-ronta. Dan hebohnya, semua mata tertuju pada pasangan bodoh itu.

Quote :

"Oh, dengarkanlah..Tapi Lacie Song itu lebih sering ada yang versi kotak musiknya. Nanti kuberi juga Elean yang versi pianonya."

"okee...ng, kotak musik ?",Elean langsung mengingat adiknya lagi.

"ah ! aku mau membeli kotak musik.."

"kira-kira disini jual tidak yaa..", Elean bertampang kikuk melihat petugas toko musik ini.

Quote :

"ah ! aku mau membeli kotak musik.."

Raven mengangguk. Dia juga sangat ingin memiliki kotak musik yang diiringi oleh musik LACIE yang indah tersebut.

"Aku rasa pasti ada di sekitar sini. Jika tidak namanya bukan omotesando mall, bukan?" jawab Raven riang.

"Nah, ayo kita pergi ke toko lain. Aku mulai bosan. Ayo, Qwerty.."

Lokasi : di depan toko bangunan

Sheera berteriak dan meronta-ronta ketika Yuto tak sengaja (?) memegang sesuatu yang lembut yang dimiliki Sheera. Yuto menarik tangannya dari sesuatu yang lembut itu, namun tak sekalipun ia melepaskan gendongannya.

"jangan berisik tuan putri... lihatlah semua orang jadi melihat kita!" godanya. Ia bahkan tak mau meminta maaf atas kelakuannya barusan. Toh, ia juga tak salah.

Namun tiba-tiba seseorang terjatuh mengenainya dan belanjaan orang itu berserakan dimana-mana. Hal itu menyebabkan Yuto menjadi oleng dan terjatuh. Ia tahu kalau dirinya sedang menggendong Sheera. Ia berusaha melindungi Sheera dan mengatur posisinya agar ia terjatuh terlebih dahulu dan Sheera menimpa tubuhnya. Berhasil!

"auw.."

Punggung Yuto tepat menubruk lantai dan ia agak kesakitan karenanya. Untunglah Sheera terjatuh di dadanya.

"Kau tak apa? Eh.."

Yuto sedikit kaget, karena wajahnya berada dekat dengan wajah Sheera.

"uh... Uwaa!" i.i yang berusaha berdiri ternyata terpeleset lantai yang licin lalu sukses menimpa sheera! Dan membuat sheera bersama yuto...

"duh maaf!" i.i segera berdiri. Dalam hati dia berkata: kau berhutang padaku yuto!

Lokasi: depan toko bangunan.

Dengan Yuto yang masih menggendongnya dan memegang dadanya, Sheera makin meronta-ronta.

"APA? IIIIH!! LEPASKAN! LEPASKAN! LEPASKAN! LEPA........." tiba-tiba seorang wanita menabraknya. "..kya!!" Untungnya, Yuto jatuh lebih dulu dan Sheera berada di atas Yuto. Sialnya, wanita yang menabrak Yuto juga jatuh melintang di atasnya. Untung saja wanita itu cepat-cepat berdiri.

Sheera yang terjatuh di atas Yuto, menyadari wajahnya dekat dengan wajah Yuto. "...yu..yuto, kamu gapapa? Pasti sakit ya?" kata Sheera panik namun tetap berada di atas Yuto

"Auw!"

Yap, Yuto meringis seperti itu karena punggungnya kesakitan, gara-gara tertimpa Sheera dan wanita aneh itu sejenak. Ia lalu melirik ke arah wanita yang menabraknya, dan mendapati bahwa dia adalah I.I.

Sial kau, awas lihat saja nanti! serunya dalam hati. Ia pun memberikan tatapan sinisnya pada wanita itu.

Namun, fokusnya kembali pada Sheera yang berada di atasnya. Wajah mereka sungguh sangat dekat. Yuto sedikit agak malu, namun ia berusaha untuk tenang. Punggungnya masih terasa sakit, namun ia merasa ada sesuatu yang lembut di dadanya, membuatnya sulit bernafas.

"Yah... aku tak apa... anu Sheera..." Yuto terdiam sejenak dan menelan ludahnya. "Dadamu... menekan dadaku... Aku jadi sulit bernafas... Hhehehe..."

Sheera Sedikit lega mendengar kalau Yuto baik-baik saja. Namun saat Yuto berkata,

"Dadamu... menekan dadaku... Aku jadi sulit bernafas... Hhehehe..."

..dada?

"GYAAAAAAAAA! DASAR MESUM!!!!" teriaknya sambil melompat dan kembali berdiri. Sheera membetulkan kacamatanya dan memperbaiki bajunya yang terlipat, lalu menginjak perut pemuda itu.

"dasar mesum! sekarang cepat berdiri dan jangan cengar-cengir seperti itu! hu.uh!" teriaknya sambil tetap menginjak perut pemuda itu. tidak terlalu keras memang, soalnya Sheera juga tidak tega

Yuto hanya tertawa, apalagi ketika Sheera menginjak perutnya. Ia tidak merasa sakit, karena ia tahu Sheera tak akan tega menyakitinya. Namun, sialnya, kini semua orang melihat ke arahnya. Ia agak malu sedikit, namun juga senang karena dengan begini tidak akan ada lagi wanita yang mendekatinya.

Ia lalu segera menyingkirkan kaki Sheera dan perutnya, sambil berusaha untuk berdiri. Namun... Nyuut, ia merasakan rasa sakit yang sangat perih pada punggungnya. Sehingga ia duduk sejenak dengan posisi membungkuk.

Ughh... sakit... Keluhnya dalam hati.

Yuto tidak ingin Sheera mengetahui rasa sakit pada punggungnya. Dengan bantuan dorongan kedua tangannya, ia berusaha berdiri. Punggungnya agak bergetar dan terasa semakin sakit. Namun ia tetap bertekad dan akhirnya berhasil berdiri dengan sempurna, walaupun bahunya bergetar karena rasa sakit pada punggungnya.

"Okay, selanjutnya kita kemana?" tanyanya girang, sebagai dalih dari rasa sakitnya.

"ah..." i.i merasa bersalah saat melihat yuto yang punggungnya sakit. Lalu dia menghampiri yuto dan melakukan beberapa totok pada punggung yuto.

"nah, sekarang sudah lebih baik. Maafkan aku atas kecelakaan tadi." i.i membungkuk minta maaf.

Ketika Yuto berhasil berdiri, I.I memberinya totokan pada punggungnya yang sakit. Kedua mata cokelat Yuto terbelalak, ia hampir saja berteriak karena rasa sakit yang sangat dan sangat perih. Akhirnya selesai juga refleksi dari I.I

Ukkhh... sialan kau, tapi thanks ya... keluhnya dalam hati sambil menatap I.I. Ia masih dalam posisi membungkuk dan salah satu tangannya memegang punggungnya.

Ia lalu mencoba untuk menegakkan punggungnya. Nyuut... masih terasa sakit, tapi tidak separah yang tadi. Kali ini pasti ia berhasil menyembunyikan seluruh peluhnya akibat rasa sakit dari Sheera. Dengan ini Sheera takkan tahu.

"Okay, ayo kita pergi, Sheera..." serunya. Yuto mencoba melangkah walau masih terasa sakit.

Sheera tahu kalau Yuto tidak baik-baik saja. wajahnya tidak bisa menipu orang. yang membuat Sheera kesal, wanita yang menabrak mereka tadi juga mendekati Yuto.

ugh...mesti ya Yuto dikelilingi wanita terus?!

lama-lama Sheera tidak bisa menyembunyikan rasa paniknya, mengetahui Yuto sepertinya sangat kesakitan. langsung saja Sheera menarik tangan Yuto dan menyuruhnya duduk di bangku dekat sana.

Sheera mendorong Yuto agar duduk dan memberikannya saputangan. "lebih baik pulihkan dulu dirimu." katanya. lalu dia duduk di samping Yuto. Sheera membetulkan ikatan rambutnya yang berantakan gara-gara serangkaian keributan tadi.