[RP] Let's Shopping at Omotesando Mall

Qwerty lalu memandang Yuuto penuh tanda tanya, "Hng... dia teman Raven dan Elean?" tanya Qwerty, tadi tidak sempat mendengar nama Yuto ataupun perkenalan darinya karena telinganya terlalu cepat menangkap bunyi piano.

... Lalu penglihatannya mulai bermain ke sana-ke mari, mencari... "Ah Eleaaan!" teriak Qwerty dari kejauhan kemudian melambai-lambaikan tangannya pada Elean. Mungkin Elean bisa tersesat juga, pikirnya.

Quote :

"Hhahaha... aku tahu kau lebih muda dariku... tapi auramu menunjukkannya. Hhahaha!"

Auraku..AURA BAPAK-BAPAK? Raven panik membayangkan hal-hal aneh di pikirannya sekarang. Punya anak, dan lain-lain. Imajinasinya memang selalu berjalan hebat.

Raven tak menanggapi candaan Yuto yang tadi. Dia tetap mengunci mulutnya, teringat pada kedai kopi Yuto dan berdo'a agar Yuto paling tidak, tidak mengingat kejadian-kejadian itu.

Quote :

"Okay, aku bercanda tadi. Katakan padaku, sebenarnya apa yang kalian SEMUA perbuat sampai kedaiku HANCUR seperti itu?"

WTF? Ternyata masih ingat! Gawaat..

"Hehe..," entah kenapa Raven malah nyengir, bukannya minta maaf seperti yang biasa dia lakukan. Balas dendam karena dijaili Yuto tadi mungkin.

Quote :

Hng... dia teman Raven dan Elean?"

"Iya, pemilik kedai kopi itu lho," jawab Raven masih nyengir.

Quote :

"Ah Eleaaan!"

okaay, hari ini ia sudah dikagetkan qwerty 2 kali.
'ternyata kau disana...', Elean menghembuskan nafas dengan lega.

ia menghampiri qwerty, dan melihat toko yang qwerty masuki.
'itu toko musik yang tadi kan ? sekalian beli kaset instrument...'

ketika masuk ia melihat bahwa tempat itu lebih ramai dari sebelumnya.

Lokasi: depan toko musik

Sheera baru saja keluar dari Supermarket di depan toko musik dimana Yuto dan para ELite Army berada. Sepertinya mereka membicarakan sesuatu yang serius.

astaga..apa karena kekacauan di tokonya tadi kah?

Sheera ingin ke sana namun takut orang-orang di sana meneriakkan namanya, sehingga orang-orang di sana memperhatikannya sebagai calon gobernur yang jalan-jalan sendirian tanpa pengawasan.

Sheera mendapat ide, dia memakai kacamata tanpa minusnya yang baru saja dia beli saat belanja untuk ke pulau Shikine nanti sore. dengan santai, dia berjalan mendekati orang-orang itu.

"ano...ada apa ya? sepertinya ada ribut-ribut di sini." katanya pada Yuto, menyela semua pembicaraan yang ada.

"Okay, aku bercanda tadi. Katakan padaku, sebenarnya apa yang kalian SEMUA perbuat sampai kedaiku HANCUR seperti itu?"

Qwerty agak mencuri dengar apa yang dikatakan Yuto.. uhm, dan...

"Iya, pemilik kedai kopi itu lho,"

"Oh... tuan pemilik kedai!" sebuah kesimpulan dari nona manis ini. "Memang sekarang kedai kopinya hancur ya? Jadi tidak berjualan lagi" Qwerty bertanya-tanya setelah mengambil kesimpulan sendiri.




*dan ah saatnya tidur =w=

Hoo..Ada Elean juga..Ternyata para Elite Army pada pindah ke sini semua..

Lalu..Coba lihat..Ada yang baru datang di sana..

Quote :

"ano...ada apa ya? sepertinya ada ribut-ribut di sini."

Hei..siapa orang asing ini tiba-tiba menampakkan dirinya? Raven tidak menyadari itu Sheera. Apa karena kaca matanya? Entah. Raven memang selalu error.

"Ribut? Ah..tidak ada apa-apa..Kami hanya berbincang."

Quote :

"Memang sekarang kedai kopinya hancur ya? Jadi tidak berjualan lagi"

"Ssst, Qwerty..Nanti tambah marah dia...," Raven berbisik.

Lokasi : toko musik lagi
_______________

yak Elean menemukan qwerty sekarang, dan ada sheera disana.
's,sheera-sama ??', Elean berteriak dalam hati.

banyak orang yang elean kenal disana ada yuto,raven,qwerty, dan sheera-sama
ia juga melihat wanita yang sedang melihat-lihat biola bersama temannya.

"hhhh...semuanya pada disini ternyata", Elean berkata sambil mencari-cari kembali kaset lagu Instrument yang ia suka.

Yuto terdiam. Ia tidak tersenyum atau apa. Ia hanya terdiam dan menatap Raven. Sejujurnya ia tidak puas dengan jawaban 'Hhehe...' yang dilancarkan elite army itu. Setidaknya ia ingin jawaban yang sedikit lebih berkualitas, yang mungkin dapat membuat Raven selamat dari... amukan seseorang.

Ia sedikit tertunduk, "Okay, aku ganti pertanyaanku... siapa yang memulai kekacauan itu?" tanyanya, intonasinya agak berat, dan ada sedikit aura hitam melayang keluar dari tubuhnya.

Gara-gara kekacauan itu, ia harus berada disini, di mall ini, dan menderita karena panasnya matahari. Namun ia punya sebuah ide, kenapa tidak menggunakan tenaga elite army saja untuk membantunya mencari toko jasa bangunan di mall ini? Ia menyeringai karenanya. Ia mengangkat kembali wajahnya.

"Katakan saja... aku takkan marah kok!" katanya, sambil tersenyum lebar penuh arti.

"ano...ada apa ya? sepertinya ada ribut-ribut di sini."

Ia lalu menoleh pada suara seseorang gadis yang sempat membuatnya kaget. Sheera! ada Sheera! Ia lalu tersenyum tak membalas pertanyaan dari Sheera. Ia kembali memainkan titik fokusnya pada Raven.

"Oh... tuan pemilik kedai!" sebuah kesimpulan dari nona manis ini. "Memang sekarang kedai kopinya hancur ya? Jadi tidak berjualan lagi"

Yuto lalu menoleh pada Qwerty sejenak. "Yah... bisa dibilang begitu... Jadi Raven? Si-a-pa??" tanyanya mempertegas. Aura setan ala Hiruma Yoichi sempat terlukis di wajahnya.

Qwerty memalingkan kepalanya kepada Sheera yang baru datang, "Ah, Sheera pakai kacamata!" sapanya seperti biasa, ramah dan agak kelewatan.

Sebenarnya kalau ada yang ribut sedari tadi, itu pasti Qwerty sendiri.

"Ssst, Qwerty..Nanti tambah marah dia...," Raven berbisik.

Sebuah peringatan, Qwerty cepat-cepat menutup mulutnya, rapat. Menurut. "Memangnya dia akan marah ya?" Qwerty bertanya-tanya dengan suara berbisik. Tiba-tiba mengharapkan agar Yuto tidak marah.

Dan... 'SIAPA' tanya Yuto... sepertinya Qwerty ingat sesuatu, haruskah ia melaporkan bahwa Sheera melempar pisau, lalu ada adegan banjur-membanjur dengan kopi, jatuh bangun... sampai GPS-nya ikutan rusak?

Belum ada perintah dari Raven. Sebaiknya diam saja.

Raven kaget Yuto ternyata menanyakan sang pelaku 'buronan' perusak kedainya juga. Dia buru-buru mundur di sana, tapi terlambat Yuto sudah keburu menanyakan lagi kepadanya, sebuah pertanyaan yang sepertinya menuju padanya

Quote :

"Yah... bisa dibilang begitu... Jadi Raven? Si-a-pa??"

"Eh...Sepertinya sih..," Raven sok mikir. Dia berpikir, memang dia yang pertama membuat kekacauan."Aku mungkin?" entah mengapa Raven malah terlihat seperti menantang Yuto.

Quote :

"Memangnya dia akan marah ya?"

Raven tersenyum lagi pada Qwerty.

"Kita lihat setelah ini..Bagaimana yah reaksinya?" dan itu hanya bisa didengar Qwerty.

Quote :

"Ah, Sheera pakai kacamata!"

Teriakan Qwerty baru bisa dicernanya setelah pertanyaan Qwerty soal toko Yuto.

Apa? Sheera-sama? Mana?

Sheera tertawa terbahak-bahak dalam hati karena seorang Raven pun tidak mengenalinya. namun, jika ada yang mengenali bau parfum yang dia pakai, pasti akan pada nyadar kalau orang asing itu adalah Sheera. bodohmya Raven, pikirnya.

"ho..berbincang-bincang? tentang keributan di toko kopi Siegfierd tadi pagi kah?" katanya lagi pada Raven. dengan nada yang manis agar tidak mudah dikenali. namun semanis apapun Sheera berusaha, nada suaranya terdengar aneh.

lalu dia melihat ke Yuto.

tampannya~

"dan...er...kau pasti tuan pemilik toko kopi Siegfierd kan?" tanyanya. "seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan mereka?" katanya. yah, dia memang terang-terangan, soalnya dia terburu-buru ingin menyelesaikan masalah anak buahnya itu lalu mencari makan siang. dia sudah lapar. dan dia sengaja melakukan itu

"ho..berbincang-bincang? tentang keributan di toko kopi Siegfierd tadi pagi kah?"

Eh? Nona ini juga memangnya ada di kedai itu ya? Ah, sudahlah..Aku lanjutkan saja..

"Oh, betul! Kedainya tadi pagi benar-benar hancur!" Raven tiba-tiba saja berbicara tanpa berpikir resiko apa yang akan dia jalani jika mengatakan hal tersebut.

Raven mendengar lagi si gadis tersebut sekarang berbincang dengan Yuto

Quote :

"dan...er...kau pasti tuan pemilik toko kopi Siegfierd kan?" tanyanya. "seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan mereka?"

Hei..Apa urusannya dengan kerusakan yang ditimbulkan?

Yuto lagi-lagi tidak tersenyum atau apa, ia hanya menyeringai. Ia tetap memandang Raven, bahkan ia telah mengabaikan Sheera. Berjuanglah Yuto, ini demi memperjuangkan tingkat kemalasan yang sudah sudah hampir menyeimbangi tingkat emosinya.

Berjuanglah untuk hak malasmu! Bukan kau kan yang seharusnya bertanggung jawab atas hancurnya kedai bodohmu itu!

Suara teriakan yang tergiang di kepalanya itu membuatnya semakin tambah semangat untuk memperjuangkan mode pemalasnya. Okay, semakin kesini sudah semakin geje. Yuto lalu menempatkan kembali tangan kanannya ke dagunya.

"Humm... kamu ya? cu-ma ka-mu kah?"

Lagi-lagi aura setan ala Hiruma Yoichi terlukis di wajahnya. Walaupun tadinya ia merasa bingung, suara siapa yang mengiang-ngiang di kepalanya barusan.

"dan...er...kau pasti tuan pemilik toko kopi Siegfierd kan?" tanyanya. "seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan mereka?"

Suara seorang gadis memecahkan aura setan yang kini terpampang di wajahnya, seorang gadis cantik. Yuto tampak familiar dengannya. Ya, ia tak dapat ditipu. Ia tahu gadis itu.

"Benar, kerusakan yang terjadi sungguh parah. Aku tak tahu siapa saja yang benar-benar bertanggung jawab terhadap hal itu selain orang ini, dan aku cuma berharap mereka mau mengganti kerusakan itu!" serunya menggoda.

Melihat perbincangan aneh itu kemudian Qwerty tahu bahwa Raven tidak juga sadar bahwa nona berkacamata itu adalah Sheera. lol, nampaknya Raven mulai ketularan penyakit lemot dari Qwerty.

Qwerty kemudian membisikkan sesuatu pada Raven, "Pst... yang berkacamata itu Sheera, mungkin mau membayar ganti rugi?" ucapnya sok tahu. Qwerty sendiri diam karena ia tidak begitu kenal dengan Yuto walau ingin juga membela Raven dari keadaan itu.

Elean mendengar apa yang yuto,raven dan qwerty bicarakan.
dan tiba-tiba Elean merinding lagi. dia mengingat kejadian kejadian sialnya ditoko itu.

Elean hanya tidak ingin mendengarnya, ia memasang handsfreenya yang besar itu (ga tau namanya apa, lupa ==") dan mencoba kaset instrument yang ia pilih lagi.

'semoga yuto-san tidak menanyakanku', pikir Elean gelisah. dia memejamkan matanya dan berwajah swt swt. =="

Sheera mulai tersenyum. dia tahu Yuto mengenalinya. Penipu tahu siapa penipu lainnya, karena mereka penipu. "ahahahahah..."meledaklah tawa Sheera, tidak terlalu keras, namun manis kalau dilihat (ah..apaan sih?!)

Sheera membuka kacamatanya. "iya..iya...kalian memang tidak bodoh..." katanya dengan ucapan datar seperti biasa. dia melepas kacamata palsunya dan menggerai rambutnya.

"nah..sampai mana pembicaraan tadi Yuto?" katanya dengan sedikit senyum sinis. "oh iya....masalah kekacauan di tokomu tadi pagi ya?" katanya sambil menaruh kacamatanya di tas kecil yang dia bawa.

"baiklah, aku yang bertanggung jawab." katanya. "..kalau kau kesini untuk mencari properti yang pecah, aku temani kau berbelanja. aku yang bayar." katanya lagi sambil tersenyum pada Yuto. senyum menantang.

Yuto kini benar-benar mengalihkan seluruh perhatiannya dari Raven ke Sheera. Sheera ingin mengganti rugi semua kerusakan yang terjadi di tokonya. Kalau begitu kenapa tidak dari tadi coba? Lalu ia pun merasa ada intonasi yang menantang yang terasa dari perkataan Sheera.

Ia menatap padanya penuh arti. "Jadi... kau mau mengganti rugi semuanya ya?" serunya sambil menyeringai. "Okay aku terima, tapi ada satu syarat lagi!"

Yuto balik menantang Sheera, apakah gadis itu mau menerima syarat yang ia maksud tersebut?

Quote :

"Humm... kamu ya? cu-ma ka-mu kah?"

Raven merasa geli melihat perkataan Yuto yang seperti itu. Dia benar-benar ingin tetawa sekencang-kencangnya saat itu juga. Namun dia tetap menjaga sikapnya. Pasti memalukan seorang pianis tertawa terbahak-bahak seperti itu.

Quote :

"Benar, kerusakan yang terjadi sungguh parah. Aku tak tahu siapa saja yang benar-benar bertanggung jawab terhadap hal itu selain orang ini, dan aku cuma berharap mereka mau mengganti kerusakan itu!"

Ya, ya..Silahkan ngadu sepuas anda, Yuto-san! Gadis itu belum kukenal, memangnya apa yang akan terjadi jika kau ngadu padanya, huh?

Dia langsung speechless lagi(sudah di 2 topik speechless) setelah mendengar Qwerty yang mengatakan sebuah pernyataan yang sangat mengejutkan.

Quote :

"Pst... yang berkacamata itu Sheera, mungkin mau membayar ganti rugi?"

Dan benar saja, ternyata orang itu banar-benar Sheera, dia baru menyadarinya ketika Sheera membuka kacamatanya. Merinding.

Sheera merutuki dirinya sendiri. Yuto menyebalkan juga. sudah baik-baik SHeera mengganti kerugiannya dan menemaninya belanja masih ada 1 syarat lagi. dan kelihatannya tidak terlalu bagus. Sekarang perasaan Sheera sedikit tidak enak.

"hemh..syarat apa lagi? segitu belum cukup?!" katanya lagi setengah membentak. dalam hati dia berjanji akan mengomeli semua army yang membuat kekacauan itu nanti.

sheera yang berkata seperti itu membuat Elean lega plong plong plong.
1. Dia tidak jadi menemani yuto belanja jas
2. sheera bertanggung jawab kekacauan yang dibuatnya dan lain-lain.

'sheera-sama kau bidadari..', ucap Elean lega.

Elean sekarang tersenyum ceria, dia mulai mencari-cari kaset instrument lagi.

Bagus. Sheera-sama sekarang sudah tertuju pada Yuto-san. Ini sebuah kesempatan bagus bagiku

Dia melihat Elean yang sedang memulai mencari kaset-kaset instrument.

"Sedang mencari kaset apa?" tanya Raven padanya.

Yuto tersenyum. Kedua mata cokelatnya memandang Sheera dengan penuh arti, tapi bukan mesum. Penegasan lagi, Yuto bukanlah tipe yang mesum.

"Benarkah? Aku senang mendengarnya!"

Senyumnya semakin lebar. Lama-lama Yuto jadi menyeramkan.

"Baiklah, tidak hanya uangmu yang akan dikeluarkan untuk ganti rugi kerusakan kedaiku... Tetapi aku juga ingin kau, Sheera..."

Wah, sudah mulai mencurigakan nih... Yuto memang menyeramkan.

Ia lalu menempatkan tangannya di dagu Sheera. Mengelus-elus pipi gadis itu. "Aku ingin kau memenuhi apapun yang aku inginkan... Termasuk berkencan denganku hari ini sampai bulan menampakkan wujudnya!"

Quote :

"Sedang mencari kaset apa?"

ia menoleh kearah suara itu, suara pocky boys.

"instrument", kata Elean tersenyum ceria. Perasaannya sekarang sangatlah senang. ia mulai lagi mencari-cari kaset yang bagus.

"menurutmu,instrument apa yang bagus untuk musim ini ?", tanya Elean ke Raven sambil menunjuk-nunjuk rak kaset.

Elean mendengar apa yang dikatakan yuto, dia hanya menampangkan wujud tak percaya ke yuto.
'teruskanlah yuto-san...saya sangat amat mendukung !', pikir Elean. dan dia mulai tertawa kecil.

Raven melirik lagi ke pasangan Yuto-Sheera tersebut.

Oh, sedang bermesraan. pikirnya datar. Akhir-akhir ini dia menjadi terbiasa melihat banyak orang bermesraan.

"Ah, aku lupa! Qwerty masih di sana!"

Raven segera mengajak Qwerty yang sedang terbingung-bingung untuk bergabung juga bersama dirinya dan Elean.

Dia melihat Elean lagi sekarang.

oot : pocky boy?*ngakak*

Quote :

"menurutmu,instrument apa yang bagus untuk musim ini ?"

OH! Aku suka sekali topik ini!

"Kau tau Lacie song? Itu sebuah lagu yang di khususkan untuk jenis instrument piano. Menurutku itu bagus dan sedang terkenal."

Sheera menepis tangan Yuto di pipinya dengan dingin. dia kaget, menyangka hal tadi siang akan terulang lagi. (geer! huuu~). setidaknya..hari ini terlalu banyak yang terjadi. hampir berciuman..dan..kencan.

kyaaaaa~

Sementara SHeera bersorak-sorak dalam hati, wajah juteknya tetap terpasang. "ka...kau ini..." katanya sambil menggaruk-garukkan kepalanya. dia melirik tajam ke Raven. "Raven! kembalinya aku dari Shikine besok, aku ingin bicara pada semua Elite army yang membuat kekacauan kemarin! kalian juga harus bertanggung jawab!" katanya.

lalu dia menyadari bahwa sore ini jam 6 dia harus menuju Shikine. jadi dia tidak bisa bersama Yuto sampai malam. "ah..tapi Sore ini aku harus menuju Shikine..jadi tidak mungkin sampai malam." ujarnya. sedikit kecewa.