[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

Quote :

"Maafkan aku, ini semua adalah murni ketidak sengajaan. Kalau boleh, aku akan menggantikan biaya cuci pakaian anda dan kopi anda yang tumpah itu."

Quote :

"Ah, tapi karena sekarang aku tidak memiliki uang, bisakah anda mengirimkan bon-nya kepadaku nanti? Oh ya, bisakah anda membayari minuman saya? Saya sudah terlanjur memesan."

Cross yang masih berjongkok mengangkat kepalanya untuk melihat Kaito.

"Tak perlu." ujarnya singkat sambil tersenyum ramah.

"Aku cukup yakin kalau kau seorang anak muda yang tidak membawa uangnya saat kemari, jadi yah... sudahlah, pakaian ini bisa kuganti dengan yang lain, kopi yang tumpah juga tidak seberapa." Cross memeriksa bukunya lagi dan menghela nafas, tidak terlalu banyak bagian yang terkena kopi.

"Hm? Kau memesan minuman? Baiklah... akan kubayarkan... duduklah dulu untuk menunggu." Cross mengerti, kalau Kaito tidak bawa uang tapi sangat menginginkan sesuatu.

Diapun pernah merasakan hal yang sama dahulu sekali... sangat menginginkan sesuatu... namun tak bisa mendapatkannya...

Kaito merasa lega sekaligus terharu mendengar kata-kata dari Cross

Baik sekali orang ini. Walaupun penyamarannya sangat buruk dan perilakunya mencurigakan ternyata dia orang baik.

"Terima kasih banyak."

Dia menarik kursinya yang kebetulan berada di meja sebelah meja Cross dan duduk menunggu pesanannya.

Huhu, beruntungnya aku hari ini, membuat kekacauan tapi malah ditraktir minum...

Tunggu, apa aku melupakan sesuatu?

Perasaanku mengatakan bahwa tempat ini belum sepenuhnya aman.

Waw, kerusuhan ... tiba-tiba saja mata Qwerty terbuka lebar begitu ada kegaduhan di tempat itu. Hm, apalah itu aksi timpa menimpa para pria besar? Hampir saja nona kecil ini tertawa lebar sebelum akhirnya sang otak memerintahkannya untuk menjadikan keadaan itu sebagai tanda tanya saja.

Oh ya, coba lihat... Nona Mary sudah meninggalkan ruangan sepertinya. Dan ada orang yang bermasalah dengan keuangan, wew... padahal sudah jelas dia tersangkanya.

Qwerty mengambil GPS-nya kemudian memotret wajah-wajah orang di sana, ia mencari datanya dengan cepat melalui akses jaringan kemiliteran Britannia. "Ung... penduduk sipil," gumamnya pelan. "Dan Elite Army, hng... tempat ini ramai oleh orang militer ya~" lanjutnya lagi setelah bisa mengidentifikasi data Cross, yang ini agak sulit rupanya.

Leon mendengar semua kegaduhan di toilet. sebenarnya, ia sedang mengerjai kaito, karena ialah yang mengambil dompet kaito dari sakunya, dompetnya tidak pernah tertinggal...

Leon pun segera keluar setelah selesai, melihat Kaito yang sedang dalam kesusahan, ia tak tega juga. akhirnya ia melemparkan dompet kaito ke kepalanya dari belakang, dan menyadari kalau perbuatannya akan membuat kairo kehabisan semua uang cash di dompetnya karena kaito akan mengganti rugi semua kebodohannya.

Leon pun berjalan mendekati 3 orang yang tampak gaduh itu

Kaito merasakan sesuatu mengenai kepalanya, ia segera mengambilnya dan menemukan dompetnya.

Dompetku! Bagaimana bisa?

Ia segera menemukan jawabannya...

Leon, tentu saja, bagaimana bisa aku melupakannya...

Dasar bodoh, apa kau tahu kalau ini masih awal bulan dan menggantikan seluruh kerugian yang kutimbulkan bisa membuatku kelaparan selama berminggu-minggu hah?

Huh, tentu saja ia tahu...

"Er, sepertinya dompetku ada dan..."

Kaito ragu-ragu...

"Ergh, jadi bagaimana?"

Iapun tersenyum masam melihat dua orang di depannya, dan Leon yang menghampirinya.

Raven menjauhi meja Cross dan segera kembali ke meja Qwerty.

Kelihatannya masalah sudah selesai...Lebih baik aku tidak mencari masalah lagi dan duduk saja di sini memperhatikan mereka.

Dia mengambil Pockynya lagi, seperti halnya menonton opera sabun dengan kejadian yang sekarang sedang dia perhatikan.

Cross mengeluarkan Art of War lagi, dan membaca salah satu bagian yang masih kering disitu.

Quote :

Subtle and insubstantial, the expert leaves no trace; divinely mysterious, he is inaudible. Thus he is master of his enemy's fate.

"Huff... salah satu kalimat kesukaanku tidak basah... haha..." gumamnya pelan. Ia kemudian memasukkan bukunya lagi dan memanggil pelayan.

"Hei... apa ada Red Eye? Kalau ada, aku pesan itu, kalau tak ada, Cortado akan cukup."

Mendengar pernyataan Kaito tadi, Cross memalingkan mukanya.

"...Sudahlah, biar aku yang membayarkannya untukmu, tak apa." ujarnya pelan.

Qwerty masih tersenyum-senyum sendiri melihat data yang ada di dalam GPS-nya, rasanya menyenangkan saja bisa tahu seluk-beluk orang lain yang belum pernah ia ajak bicara.

Kemudian Raven kembali ke mejanya dan mulai mencomot pocky-nya seperti biasa. Qwerty hanya menatapnya heran kemudian membaca-baca lagi isi GPS-nya. "Hng... paman itu salah satu dari Elite Army juga ya~?" tanyanya pada Raven, membuktikan kebenaran sang data.

"Dan yang lain di sana adalah pelajar..." Qwerty membidikkan kamera GPS-nya pada Leon kemudian mencari datanya. Cukup lengkap walau terbatas. "Ah sayang Nona Mary sudah pergi, padahal Qwerty juga ingin tahu datanya," gumannya lagi. Oh ... bukankah lebih bagus kalau ia tidak menemukannya. Karena data tentang I.I pasti tidak ada di manapun.

"Ya, dia dari Elite Army juga, aku juga tidak menyangka," ujar Raven yakin.

Semoga saja tontonannya menarik. lagi-lagi Raven mengharapkan kerusuhan, padahal dia sendiri yang suka kesal sendiri karena menjadi korban kerusuhan terus-terusan.

"Sedang melihat apa?" tanya Raven pada Qwerty yang asyik dengan GPS-nya.

Quote :

"...Sudahlah, biar aku yang membayarkannya untukmu, tak apa."

"Terima kasih, tapi setidaknya biar kugantikan bukumu itu. Perpustakaan pribadi ayahku punya 1 buku yang sama dengan buku itu."

Lalu bagaimana dengan ayahku? Yah, sudahlah...

Kaito segera mengalihkan wajahnya ke arah Leon dan dengan tangan yang bergetar ia berkata.

"Da-sar-ku-tu-ku-PRET!"

"Berapa banyak masalah yang ingin kamu ciptakan untukku sampai kamu puas hah?"

"Adikku bilang aku pembawa sial, kalau gitu kamu pembawa bencana!"

Ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke pojok ruangan, sejauh mungkin dari Leon...

Kaito segera memanggil pelayan dan menanyakan harga cangkir kopi yang pecah ketika jatuh tadi, ia tidak enak dengan Elite Army yang tadi, dan berniat menggantikannya diam-diam.

Setelah mengetahui harganya, ia pun bersyukur tidak harus membayarnya...

Quote :

"Terima kasih, tapi setidaknya biar kugantikan bukumu itu. Perpustakaan pribadi ayahku punya 1 buku yang sama dengan buku itu."

"Tak perlu, buku ini milikku yang sudah kutandai, sebaiknya tidak diganti buku lain, walau luar dan dalamnya sama." jelasnya singkat.

Pesanan Cross datang, tampaknya itu Cortado

"Ah, akhirnya." Ia mengambilnya lalu menyeruput sebagian kopi itu, lalu menghela nafas lega.

"Sedang melihat apa?" tanya Raven pada Qwerty yang asyik dengan GPS-nya.

Qwerty segera memperlihatkan isi GPS-nya, ada data Cross, Kaito, dan Leon yang sudah ia cari di sana. Datanya tidak terlalu banyak, hanya menyebutkan apa-apa saja yang bersangkutan dengan mereka, terutama tentang keluarga, kegiatan, riwayat hidup... sejenis itu.

"Menarik kaan~" ucapnya lagi, terlihat senang dengan kegiatan itu. Sejujurnya Qwerty agak tertarik dengan data Leon, ah... pengangguran? Yang mungkin memiliki relasi dengan nona tadi.

----------------

OOTe: datanya silakan lihat di database *dilibas*

Nah, ada yang berteriak-teriak sekarang..Akan menjadi menarik tontonan ini.. pikirnya riang.

Raven mengeluarkan handphonenya. Mencoba untuk iseng merekam adegan itu.

Lumayan, hiburan

Quote :

"Menarik kaan~"

"Ah, hebat sekali. Semua datanya ada di sana!" ujarnya gaptek.

Quote :

"Tak perlu, buku ini milikku yang sudah kutandai, sebaiknya tidak diganti buku lain, walau luar dan dalamnya sama."

"Baiklah, aku tidak akan memaksa..."

Hm, ternyata Elite Army cukup sentimen juga ya...

Sambil menunggu pesanannya datang, Kaito bersantai di kursinya yang berada di pojok ruangan.

Hah, orang itu kenapa yah, ini sih sudah bukan level orang baik lagi, lebih seperti orang yang tertutup dan tidak mau punya hubungan dengan dunia luar...

Ia melihat Cross menyeruput kopinya dan menghela nafas lega.

Orang Aneh...

Di pojok ia melihat orang yang tadi ditabraknya sedang bercengkrama dengan seorang gadis yang sibuk memainkan GPSnya...

Hm, pacarnya kah? Berarti aku tadi sudah mempermalukannya di depan pacarnya...
Gah, apa yang harus kuperbuat.

Dari sudut matanya, ia melihat Leon.

Kuh, apa lebih baik aku minta maaf padanya juga ya? Lagipula gara-gara aku lupa mengawasi, gadis yang bersamanya pergi...

Kaito berdiri lagi dari tempat duduknya, dan memperhatikan satu persatu antara Leon dan Raven.

Atau lebih baik, untuk menghindari masalah aku duduk tenang sambil menunggu pesananku ya...

Ia pun berdiri terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri...

Raven mematikan rekaman di handphone-nya. Kerusuhannya sudah berakhir.

Sebentar sekali.. protesnya. Raven memperhatikan Kaito lagi, tingkah lakunya yang kebingungan itu menarik perhatiannya, tepatnya untuk menghiburnya, dia kembali menyalakan rekaman handphone-nya.

Ahahaha..Aneh sekali gerak-geriknya. tawa Raven di dalam hati, masih mentertawakan Kaito.

Qwerty memperhatikan Raven yang merekam adegan warga sipil itu, "Eeeh? Buat apa merekamnya?" tanyanya agak polos, walau sebenarnya ia juga sedari tadi sudah memotret beberapa kejadian di kedai itu.

Dan... "Ah ya, ini yang namanya membobol data negara," ucap Qwerty disertai dengan tawaan ringan, permainannya sehari-hari.

Walau rasanya keributan itu sudah selesai... ah, sayang sekali padahal jika lebih banyak yang terjadi maka ia bisa mempelajari semua itu seperti sedang menonton film.

Quote :

"Eeeh? Buat apa merekamnya?"

"Ssstt..Jangan keras-keras, nanti jika ketahuan oleh orang yang kurekam ini bisa gawat," bisik Raven dan mulai melanjutkan kalimatnya lagi, "Hanya untuk hiburan. Kau mau memasukkannya ke GPS juga?" tawa Raven meledak.

Quote :

"Ah ya, ini yang namanya membobol data negara,"

Walaupun Qwerty terlihat lambat dalam banyak hal, kalau masalah yang seperti ini sih aku kalah telak dengannya

"Aku baru tau ada hal yang seperti itu, ternyata perkembangan teknologi cepat sekali."

Inilah contoh Elite Army gaptek yang tidak menyadari kemajuan teknologi di tahun 2020. Kecuali KMF tentunya.

"Ssstt..Jangan keras-keras, nanti jika ketahuan oleh orang yang kurekam ini bisa gawat," mendapat teguran dari Raven kemudian Qwerty cepat-cepat menutup mulutnya. "Hanya untuk hiburan. Kau mau memasukkannya ke GPS juga?" tawa Raven meledak.

Mendengar itu Qwerty ikut-ikutan tertawa pelan, hanya ikutan saja... tidak mengerti maksudnya. "Oooh hiburan seperti film di bioskop juga? Padahal tadi aksi melempar pisau juga di lempar ya, pasti seru..." ujarnya sedikit cekikikan ketika membayangkan keributan sebelumnya.

"Aku baru tau ada hal yang seperti itu, ternyata perkembangan teknologi cepat sekali."

... memang sepertinya Raven tidak tahu-menahu soal yang seperti ini. "Qwerty juga tidak tahu banyak, tapi katanya yang seperti ini berguna juga kalau dalam perang. Hm... misalnya bisa tahu senjata milik lawan, Knightmare milik lawan... spesifikasi kelemahannya..." kok ia jadi menjelaskan tentang taktik perang atau hal lumrah semacam itu.

"ARGH. Bingung!"

Kaito akhirnya keluar dari dunia yang membingungkan dirinya itu. Ia berteriak sambil memegang kepala dengan kedua tangannya.

Ia tidak sadar bahwa pesanannya sudah datang dari tadi...

Hm, kenapa minuman ini ada di situ?
Kenapa yang datang malah Espresso?
Pasti punya orang lain...

Cukup puas dengan penjelasan itu, Kaito segera memanggil pelayan.

"Permisi, sepertinya pesanan ini salah alamat." teriak Kaito pada pelayan terdekat.

Huh, aku memang orang baik. Ternyata memang lebih baik aku duduk saja menunggu pesananku diganti.

Ia pun salah duduk di mejanya dan membuat meja tersebut terjatuh, membuat cangkir espresso itu terlempar ke kepalanya, pecah dan membuat kepalanya basah.

"PANAS!"

Ia berdiri tiba-tiba, menabrak pelayan yang tadi ia penggil dan sedang berusaha menolongnya.

"Argh..."

Kaito terjatuh dan sambil mengerang kesakitan dan memegang kepalanya, ia perlahan-lahan berdiri.

Sialan, aku berani bertaruh Leon pasti sedang tertawa terbahak-bahak melihatku seperti ini.

Quote :

Oooh hiburan seperti film di bioskop juga? Padahal tadi aksi melempar pisau juga di lempar ya, pasti seru..."

Mulai terbayang gambaran-gambaran kejadian yang sempat melukainya itu. Jelas lukanya langsung sembuh, tubuhnya ber-regenerasi dengan cepat, tapi itu tetap membuatnya shock lagi. Kali ini giliran Raven yang tertawa tanpa ada ketulusan di hatinya.

Quote :

"Qwerty juga tidak tahu banyak, tapi katanya yang seperti ini berguna juga kalau dalam perang. Hm... misalnya bisa tahu senjata milik lawan, Knightmare milik lawan... spesifikasi kelemahannya..."

Raven hanya mangut-mangut. Dia tidak gaptek di bagian knightmare saja, dan dia yakin topiknya akan bergerak kepada GPS itu lagi jika dia melanjutkan pertanyaannya.

Aha! Kejadian menarik lagi Raven mulai berkonsentrasi pada handphonenya, kembali merekam adegan menarik di kedai itu. Sekarang kejadian tertumpahnya kopi lagi.

Ya! Leon tertawa terbahak-bahak! namun merasa memiliki posisi sebagai "teman yang lebih tua", Leon mendekati kasir, mengeluarkan sebuah kartu debit dan berkata pada kasir, "untuk semua kebodohan orang itu(menunjuk kaito), masukan dalam bill-ku"

Leon kembali duduk, kali ini di pojok kafe, meminum air mineral, dan menikmati semua ulah Kaito

Dengan tidak jelas, i.i masuk ke kafe itu lagi dan melihat leon.

"aha! Leon, di rumah aku akan membalas kebaikanmu (dengan kejahilan). Dah!" dan i.i pun menghilang seraya ditutupnya pintu. "mampus!" i.i tersenyum puas.

Cross, yang sedang menyeruput Cortado miliknya, menengok dan melihat Kaito yang sedang mengerang kesakitan.

Ia berdiri dan mendekati Kaito, lalu menariknya berdiri.

"...Lain kali hati-hati." ujarnya pada Kaito.

Cross melihat kekacauan di kedai ini.

"Hhh... entah apa kata Yuto nanti kalau dia melihat kedainya ini..."

"Hmp..." Qwerty sedikit melirik pekerjaan Raven bersama handphonenya. Namun yang menarik baginya adalah kedatangan Nona Mary yang hanya sekilas namun... Jepret!" ia berhasil membidikkan kamera GPS-nya pada wanita itu.

"Ahahai... Qwerty dapat fotonya," ia tersenyum puas, kemudian melanjutkan pekerjaannya untuk mencari data wanita tersebut.

Sesuatu terjadi pada layar GPS Qwerty... sebuah tulisan No Data. "Eeeh tidak ada data tentangnya?" sedikit kebingungan, Qwerty lalu mengutak-atik lebih banyak. Namun nihil, ia tambah bingung kemudian menggaruk-garuk kepalanya.

Kaito berdiri dengan bantuan Cross

"Yah, terima kasih lagi atas bantuannya."

Kaito melihat ke arah pelayan yang ia tabrak tadi, pelayan itu berdiri di sebelah pecahan gelas dan cairan yang kelihatannya seperti caramel latte.

Hilang sudah kesempatanku untuk bersantai...

Sambil berjalan perlahan-lahan ia menuju kasir dan menanyakan harga semua kerusakan yang telah timbul akibat dirinya. Hanya untuk mengetahui kalau semuanya sudah dibayar oleh Leon.

Leon? Yah, setidaknya kali ini dia berguna.

Kaito berjalan perlahan-lahan ke arah pintu keluar kedai, di tengah jalan ia melewati Leon.

"Terima kasih, suatu saat akan kubayar semua hutangku, berup duit dan kejahilanmu."

Di depan pintu, ia melihat gadis yang bersama Leon tadi muncul lagi.

Quote :

"aha! Leon, di rumah aku akan membalas kebaikanmu. Dah!"

Sepertinya banyak yang berhutang pada Leon ya...

Kaito keluar dari kedai mengikuti gadis itu.

Di luar, ia menghela nafas.

Yah, pagi yang baik...

Lebih baik aku segera pergi ke academy, perpustakaan di sana pasti lebih aman dari di sini.

Walau begitu, aku masih belum minum sama sekali...

Kaito menghadap kedai itu lagi.

Baiklah, aku akan ke sini lagi nanti sesudah jadwal di sekolah beres.

Semoga tidak akan sial lagi...