[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

melihat sekelilingnya, mempertandakan semua pada sibuk dengan masalahnya masing-masing...
Elean memegang pintu keluar.
'terima kasiih tuhaaan~', ucap Elean dalam hati dengan perasaaan putihnya.

ckleekk..

'sayonara..'

Raven melihat dompet yang Elean tertinggal di meja di sebelahnya.

Untungnya Elean masih belum benar-benar keluar dari kedai itu. Raven segera menuju ke pintu keluar kedai kopi.

"Ah, Elean, ini dompetmu tertinggal. Lho?" Raven baru menyadari Elean juga berniat untuk keluar dari kedai kopi itu."Sudah mau pulang? Kan yang lainnya masih di sini, sebaiknya kau juga tetap di sini. Tidak sopan pulang duluan seperti itu."

Raven menarik Elean untuk bergabung kembali. Akhirnya Raven menyadari juga di sana ada Cross ketika melewati mejanya, dan tiba-tiba menyapanya.

"Lho? Anda...."

Rione yang sedang lewat didepan coffee shop penasaran ada apa didalam sana
rione pun masuk dan melihat dan berkata "Apakah ini coffee shop?"


_________________________________
OOT : Itu bener ga sih? baru pertama nih...

Hm, kedai kopi itu mencurigakan

Pagi hari itu tampak seperti hari biasa, Kaito berdiri di pinggir jalan sambil memperhatikan orang-orang yang lewat, sebuah kegiatan yang tenang dan tidak berbahaya begitulah pikirnya...

Tetapi sekarang ia memperhatikan dengan seksama kedai kopi di seberang jalan, kedai kopi itu sedari tadi didatangi oleh orang-orang yang mencurigakan, ada orang yang sangat jelas kelihatan sedang berusaha menutupi dirinya dengan kain, penyamaran yang buruk, lalu ada juga seorang gadis yang datang, tapi segera keluar dan kembali lagi dengan pakaian dan dandanan yang berbeda, dan setelah itu muncul beberapa orang yang masuk ke kedai kopi itu...

Awalnya ia tidak menaruh kecurigaan terhadap orang-orang itu, tapi tiba-tiba saja tersengar banyak keributan dan suara barang pecah. Sejak saat tidak ada yang keluar dari kedai itu...

Dari tadi ia melihat ada seseorang yang berusaha keluar dari kedai itu, namun entah karena alasan apa, orang itu selalu kembali ke dalam kedai kopi itu...

Yah, kebetulan saja aku jadi ingin minum, mungkin aku akan memesan coklat panas atau caramel latte.

Sambil berpikir tentang apa yang akan ia pesan, Kaito berjalan menuju kedai kopi itu, saat itu, ia melihat ada satu orang lagi yang masuk ke kedai kopi itu. Setelah sampai di depan kedai itu, iapun segera membuka pintu kedai tersebut.

"Permisi"

Perhatiannya segera teralih kepada seseorang yang sedang duduk bersama seorang gadis yang sedang tidur, orang yang ia kenal dengan sangat baik, Leon.

Sialan kenapa ada Leon di sini? Dasar biang masalah, pantas saja tempat ini mencurigakan, tahu begini sih, aku tidak akan masuk ke kedai kopi ini. Ah, apa sudah telat untuk keluar yah?

Sibuk dengan pikirannya, Kaito hanya bisa berdiri diam di depan pintu yang terbuka sambil tetap memegang ganggang pintunya.

rione yang tak mendapatkan jawabanpun melihat sekitar dan melihat seseorang yang sangat dikenalnya!
Rione melihatnya dan berkata "Lho... Ciel???"
rione segera menghampirinya

"Kaito! kebetulan sekali!"

Leon seolah menemukan "tumbal" untuk menggantikannya.

"Kaito, bisa titip jaga lady ini, aku harus ke toilet"

sepertinya dua jenis kopi yang diminumnya memberi efek yang kurang baik pada perutnya

Baiklah, biar kuperjelas, pagi ini indah, dan aku sedang bersantai-santai di penggir jalan.
Kemudian, aku memutuskan untuk masuk ke kedai kopi.
Di sana aku bertemu Leon.
Lalu aku disuruh menjaga seorang gadis yang sedang tidur sementara ia pergi ke toilet.
Selesai.

Baiklah, ini aneh, dan kalau tidak salah ini gadis yang tadi aku lihat masuk ke kedai ini sambil menyamar...

Kaito melihat keadaan di sekitar kedai itu.

Hm, kenapa ada pisau dengan tisu di dinding? Kondisi ini lebih parah dari yang kuduga...

Kaito memanggil pelayan dan segera memesan.

"Hot Chocolate, kalau tidak ada aku pesan Caramel Latte saja."

OOT: nyah! Pisaunya uda diambil

Sheera kembali ke tempat duduknya. Memanggil pelayan dan berkata. "semua kekacauan ini akan kubayar, katakan itu pada atasanmu"

Dia kembali sibuk dengan arsipnya yang sedikit basah. Terlalu mengantuk, itu yang dia rasakan seka(ang.

Sheera akhirnya memesan secangkir black coffe lagi. Sambil berharap yang mengambil pesanannya adalah yuto.

OOT: Cih, ternyata sudah diambil ya, pasti aku kelewat baca detailnya...

Sial, dompetku ketinggalan.

Beberapa saat sesudah memesan, Kaito baru menyadari bahwa dompet miliknya tertinggal di rumah.

Ck, apa pinjam uang ke Leon saja ya? Tidak, sepertinya lebih baik aku pinjam uang dari orang lain di kafe ini saja, meminjam uang dari Leon sama dengan menggadaikan jiwaku.

Kaito bersandar di tempat duduknya dan melihat-lihat orang di sekelilingnya

Baju dengan tumpahan kopi sepertinya sedang mode ya...

Kaito memperhatikan lelaki dengan kain yang ia liat tadi pagi.

Art of War ya, buku yang menarik, setidaknya ini bukti bahwa orang mencurigakan sekalipun memiliki cita rasa yang bagus dalam memilih buku.

Lalu ia melihat seorang wanita duduk dengan buku dan arsip-arsip yang terkena tumpahan kopi. Ia mendengar wanita itu menawarkan diri untuk membayar semua kekacauan di kedai itu dan memesan kopi keduanya.

Pasti orang kaya!

Setelah menetepkan targetnya, Kaito berdiri dari tempat duduknya.

Sambil berharap tidak membangunkan gadis yang sedang tidur di depannya, ia berjalan perlahan-lahan ke arah wanita itu.

Ck, aku seriusan mau pinjam uang ke orang yang tidak kukenal nih?

Sadar dengan kebodohannya ia berhenti di tengah jalan, sambil ragu-ragu ia kembali ke tempat duduknya.

Tapi lalu aku dapat uang dari mana?

Lalu ia kembali berjalan ke arah wanita itu, berdiri di depannya.

"Pe.. Permisi"

Terdiam sebentar dan perlahan-lahan berjalan menjauh menuju tempat duduknya.

Pembuat onar lagi?

Sheera melihat tajam orang yang menyapanya. Kekecewaan sedikit terasa. Yang menyapa Sheera bukanlah Yuto. Hanyalah bocah ingusan yang mengnakan seragam akademi Ashford.

"Hm?" Jawab sheera sambil kembali membaca arsipnya.

... standby mode ...

"Hng..."

Qwerty terlelap dalam tidurnya... ia tidak tahu apa yang terjadi di sana, dan sebaiknya tidak banyak tahu juga. Otaknya yang tidak disetting untuk sesuatu tentang sosial-kemasyarakatan dan juga keramaian segera memberi perintah cepat untuk tidur.

Baru beberapa menit nampaknya semenjak ia duduk manis lalu tertidur, dan kemudian kembali membuka matanya perlahan. Suasana di sana tidak berubah nampaknya... masih ribut, begini-begitu.

Membingungkan...

Kemudian matanya mencari-cari sesuatu... oh, Raven masih ada di sana setidaknya. Qwerty bernafas lega kemudian mencoba memperhatikan kembali sekitarnya.

Cross mengalihkan perhatiannya dari bukunya, dan melihat Raven didepannya, tampaknya mengenalinya.

"Ugh." keluhnya, lalu dia menurunkan bukunya dan menyeruput sedikit kopinya, sebelum mengangkat mukanya.

"Ya, ada apa...?" tanyanya dengan nada tegas.

Melihat tampang Cross yang terlihat kesal karena terganggu, Raven mulai merasa bersalah lagi.

"Ah, maaf. Apakah saya mengganggu?"tanya Raven sopan sebelum membalas pertanyaan Cross.

Sepertinya awal perkenalan yang buruk. Bodohnya aku, kenapa tiba-tiba refleks memanggilnya? Harusnya aku lebih sopan dalam menyapanya.

Quote :

"Ya, ada apa...?"

"Tidak apa-apa. Saya pernah melihat anda di kedai kopi ini juga, hanya ingin menyapa..Lagi pula sepertinya dari tadi anda sendirian saja."

Raven sebenarnya masih belum mengetahui pasti bahwa Cross juga merupakan Elite Army, sama sepertinya. Jadi dia pun masih kebingungan dengan orang yang ada di depannya.

Mata Emeraldnya mulai mengelilingi ruangan lagi, dan melihat Sheera-sama dengan seseorang laki-laki, bukan Yuto. Raven mulai waspada lagi, tetapi tetap tenang dalam posisinya.

"Heh..." Cross menurunkan bukunya, lalu menyilangkan kedua kakinya dibawah mejanya.

"Aku memang lebih suka sendirian saja disini, lagipula, melihat kejadian kacau tadi, aku agak bersyukur karena tidak terkena imbas kekacauan tadi." jelas Cross dengan raut muka yang berubah semangat.

"Anda, bukanya juga sering ke kedai kopi ini...?" sembari berkata seperti itu, matanya menerawang ke seluruh kedai, matanya terpaku antara Kaito dan Raven.

Lebih suka sendiri ternyata... Raven mencatat baik-baik hal itu dalam ingatannya.

"Ya, aku pun sering ke sini. Bersama teman-temanku juga tentunya." jawabnya sambil menunjuk ke kumpulan elite army yang kebetulan sedang berkumpul di satu meja.

Raven pun menangkap wujud Qwerty lagi. Kelihatannya gadis itu mulai tertidur lagi. Raven geleng-geleng lagi, dan berniat menuju ke meja Qwerty. Sebelumnya tentu dia bertanya pamit pada Cross.

"Saya ke sana dulu. Yakin tidak ingin bergabung bersama kami, tuan...," Raven lupa menanyakan nama Cross. Kalimatnya langsung terhenti.

Pandangannya teralih dari Kaito.

"...hoo" Cross memperhatikan meja yang ditunjuk oleh Raven, dan melihat beberapa orang di meja itu, yang dari pengamatannya, sepertinya bukan orang-orang biasa, begitu juga dengan orang didepannya ini.

Quote :

"Saya ke sana dulu. Yakin tidak ingin bergabung bersama kami, tuan...,"

"Cross." jawabnya singkat.

"Namaku Alexander Zehran Cross, tapi kau bisa memanggilku Cross." jawabnya dengan tenang.

verin ichihara wrote:

"Hm?"

Guh!

"Er, yah, kau tahu, aku ada sedikit masalah, dan, yah, bagaimana ya, ehm..."

Sialan, apa yang kupikirkan? Ayo cepat katakan masalahmu, dan selesailah sudah...

"Yah, sebenarnya dompetku..."

Percuma saja!

Satu-satunya jalan adalah lari, kalau nanti pesananku datang, Leon akan mengurusnya

"MAAF SUDAH MENGGANGGU!"

Kaito segera membalikan badannya dan mulai berlari ke arah pintu ke luar.
Tapi di tengah jalan ia terpeleset dan menabrak Raven.

Raven yang tertabrak oleh Kaito, jatuh menimpa Cross.

Sialan! Jalan keluar kok sulit sekali dicapainya, malah tambah masalah.

Dalam sekejap ia membalikan badannya lagi dan berlari ke arah toilet.

"MAAFKAN AKU!"

Astaga..Masalah baru lagi

Kini dia sudah menindih Cross dengan suksesnya.

Laki-laki yang dia curigai dengan Sheera-sama itu yang menabraknya.

Raven buru-buru bangun, karena dia menindih Cross. Buru-buru minta maaf tepatnya.

"MAAFKAN SAYA!"

Berbarengan dengan Kaito.

Gadis bermata emas itu pun bangun. Dia tidak menemukan leon dimanapun. Dia malah menemukan kaito. Tiba2 dia merasa leon itu membuatnya kesal.

"hei pak!" i.i memanggil cross yang ada di meja sebelah. "bilang pada pria yang tadi bersamaku dia sangat menyebalkan dan aku akan membuat perhitungan padanya."

dengan kesal i.i keluar dari tempat itu setelah membayar kopi yang diminumnya.
"leon castagnier! Lihat saja pembalasannya di rumah nanti!" gadis ini berseru keras saat berdiri diambang pintu. "huh!"

Kaito terdiam di depan pintu toilet, kepanikannya membuat ia lupa kalau Leon sedang di toilet.

Ketika ia membalikan badannya, ia melihat gadis yang 'dititipkan' Leon kepadanya sudah keluar dari kedai itu.

"Hei, tunggu!"

Kaito mulai berlari lagi ke arah pintu, tapi di tengah jalan ada Raven dan Cross.

Sialan apa aku bisa kabur ya.

*BRAK!*

Cross tertimpa oleh Raven, yang tertabrak oleh Kaito. Bukan hanya ia yang jatuh, tapi dia juga menyeret mejanya untuk jatuh bersamanya, membuat kopi diatasnya tumpah dan menumpahi pakaian penyamarannya.

Belum lagi dia diteriaki oleh seorang gadis yang tak ia kenal dari meja sebelah dan diperintah untuk mengatakan sesuatu pada pria yang tidak pula ia kenal.

Dia berdiri dan berusaha sebaik mungkin membersihkan tumpahan kopi di baju penyamarannya, membukanya dan tanpa sengaja, sekilas memperlihatkan salah satu emblem yang menunjukkan kalau dirinya seorang Elite Army.

"Ckck... anak muda jaman sekarang... ceroboh sekali..." ujarnya pelan sembari melipat bajunya tadi. Dia juga merapihkan rambutnya.

Raven buru-buru menjegat Kaito. Kali ini tidak akan ada lagi 'Tuan Baik Hati' pikir Raven.

"Tunggu sebentar, tuan," Raven mengeluarkan senyumnya lagi, kali ini di barengi dengan senyum 'evil'-nya.

Raven kembali memperhatikan Cross, tak berani dia memulai pembicaraan lagi dengannya.

Tapi, tunggu. Raven melihat lambang Elite Army di baju Cross.

E..elite Army? Ya ampun.. wajah Raven memucat.

Disamping Cross, berdiri Kaito, yang tampaknya ingin lewat.

"Ah, kau ingin lewat ya? Silahkan." Cross mundur dan memberikan jalan pada Kaito, sembari berjongkok dan mengambil bukunya, yang ternyata basah karena kopi yang tumpah.

"..." Ia terbelalak, salah satu buku kesayangannya hancur, namun, sebagai seorang tentara yang berpengalaman dalam perang, ia menahan emosinya, sebagaimana dijelaskan dalam Art of War.

Ketika ia sedang memikirkan jalan terbaik untuk keluar, Kaito melihat emblem yang terdapat di pakaian Cross.

Kuh, aku memang sudah mencurigai orang itu sejak awal.

Tapi aku tidak menyangka kalau orang berkain itu adalah Elite Army...

Sialan, aku sudah membuat masalah dengan Elite Army, masalah ini pasti akan berbuntut panjang.

Dengan keberuntunganku yang biasa, orang ini pasti seorang dengan ranking tinggi, bahkan di Elite Army sekalipun.


Kaito melihat Cross melipat baju dan merapikan rambutnya.

Saking paniknya, Kaito tidak mendengarkan Raven dan Cross yang mulai berbicara kepadanya...

Orang yang kelihatannya menyeramkan, apa ia marah padaku? Pastinya.

Kalau aku kabur sekarang, jangan-jangan akan ada poster penangkapan diriku ditempel di seluruh kota dan aku harus menghabiskan sisa hidupku bersembunyi di sudut-sudut perpustakaan.

Kaito menghela nafas untuk menenangkan dirinya dan berjalan perlahan ke arah Cross.

"Maafkan aku, ini semua adalah murni ketidak sengajaan. Kalau boleh, aku akan menggantikan biaya cuci pakaian anda dan kopi anda yang tumpah itu."

Oh iya, dompetku kan ketinggalan...

"Ah, tapi karena sekarang aku tidak memiliki uang, bisakah anda mengirimkan bon-nya kepadaku nanti? Oh ya, bisakah anda membayari minuman saya? Saya sudah terlanjur memesan."

"Oh"

Kaito tiba-tiba teringat pada Raven.

"Maafkan aku karena sudah menabrak anda, sekali lagi, ini bukanlah kesengajaan."

Bagus, aku menabrak orang, membuat orang lain jatuh, menumpahkan kopi pada pakaian dan bukunya, sekarang aku memintanya untuk membayari minumanku?

Brilian Kaito, sangat brilian...

Raven yang masih tidak menyangka bahwa Cross juga seorang Elite Army, kehilangan pantauannya terhadap Kaito.

Di tambah lagi, Cross yang mempersilahkan Kaito lewat. Kelihatannya Kaito mendapatkan kesempatan untuk lewat saat itu.

Raven melirik buku yang terkena tumpahan kopi tadi, "Art Of War". Tulisannya masih cukup jelas untuk di baca walaupun sudah benar-benar basah.

Tak salah lagi, Dia benar-benar seorang Elite Army.

Quote :

"Maafkan aku, ini semua adalah murni ketidak sengajaan. Kalau boleh, aku akan menggantikan biaya cuci pakaian anda dan kopi anda yang tumpah itu."

Raven diam saja mendengar permintaan maaf yang diajukan Kaito. Menunggu reaksi Cross.