[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

Perhatian Raven masih tertuju pada kembaran Ciel. Dan mulai bertanya-tanya sendiri.

Bagaimana rasanya ya mempunyai saudara kembar..Sepertinya menyenangkan

Raven mendengar bunyi berkali-kali ketukan. Bunyi jeritan GPS Qwerty ternyata.

"Apa yang kau lakukan, Qwerty? Bukankah akan semakin rusak jika kau melakukannya?"

Sheera tidak terlalu menanggapi kata-kata Raven. toh, Rven juga menjadi salah satu objek penderita dalam kekacauan hari ini.

Qwerty...dan GPS-nya..mencuri data?

"hei..sedang apa kau?" katanya pada Qwerty. Sheera tertarik dengan apa yang akan dilakukan Qwerty. mengetuk-ngetukkan GPS seperti itu bukan hal yang lazim.

"data apa yang sedang kau cari?" tanyanya lagi.

"He, iya ya?" sebuah kepolosan, lagi-lagi. Qwerty memperhatikan GPS-nya yang memang rasanya sedikit usang karena sering ia lempar kalau fungsinya sedang tidak baik.

"Habisnya... GPS ini tidak bisa mencari data lagi hm... itu loh data... siapa ya namanya tadi?" ucap Qwerty kemudian sambil mengerutkan dahinya, berpikir kerusakan apa yang terjadi.

Sejujurnya ia menyesali tidak bisa mengerti perkataan Leon tadi soal pelayannya. Tapi masih tidak percaya kalau ada data yang tidak bisa dicurinya, bahkan data seorang pelayan saja harusnya ada di dalam jaringan kenegaraan.

Mungkin ini yang sedang dipikirkannya.

Ciel mendengar Elean kebingungan. Sekarang dia juga bingung mau menjelaskan dari mana..

"Tolong perkenalkan, ini adikku yang bodoh, maksudku adik kembarku, Rione" entah dia kesal atau bagaimana dengan kehadiran Rione di sana. Ciel yang tadinya hampir berhasil kabur jadi masuk kembali ke dalam.. Haahh...

Rione pembuat masalah~ Hahaha...

"hah? tidak bisa mencari?" tanya sheera.

sheera ikut mengerutkan dahinya. "er..kalau tidak rusak yah...jawabannya hanya satu. tidak ada data mengenai itu." katanya dengan santai.

sesaat kemudian, dia baru menyadari sesuatu.

GPS itu kan mengambil data dari pemerintah..berarti mencakup semua hal yang ada di area 11. kalau tidak ada data tentang itu berarti.....

sheera menggelengkan kpalanya. "mustahil tim pengurus data melewatkan secuil data..."ujarnya. meyakinkan dirinya sendiri.

"er..kalau tidak rusak yah...jawabannya hanya satu. tidak ada data mengenai itu." ... Kata-kata Sheera ini membuat Qwerty sedikit berpikir dan agaknya bernafas lega untuk suatu hal.

"Itu berarti GPS Qwerty tidak rusak kan~" ucapnya, sebenarnya Qwerty sendiri tidak begitu peduli dengan data yang dicarinya. Kalau tidak ada yah buat apa ia melacak ini itu... kecuali jika data itu tersembunyi.

"Atau mungkin nona tadi adalah penyusup atau... hng... dia adalah robot?" ucapnya asal, berusaha meyakinkan diri sendiri kalau datanya memang tidak ada dan tidak usah dicari.

Mata hijau Ciel menangkap Sheera dan Qwerty yang sedang berbincang-bincang.

Data? Penyusup? Robot? Apa yang mereka berdua bicarakan?..

Ciel memperhatikan kedua cewek itu dengan seksama.

Ahh, sudahlah, nanti malah dicurigai~

Ciel kembali memperhatikan Rione.

Quote :

"Atau mungkin nona tadi adalah penyusup atau... hng... dia adalah robot?"

ternyata data yang dicari Qwerty adalah seseorang, pikir Sheera. dia berpikir lagi. mana mungkin bagian kependudukan melewatkan data 1 orang saja. mustahil.

"nona? siapa nona yang kau maksud?" tanya Sheera. jelas nona-tanpa-data ini berbahaya. mungkin.

"Ng... itu loh Nona siapa ya namanya, Mary atau Mercy... Qwerty tidak ingat~" jawabnya atas pertanyaan Sheera sebelumnya. Ingatannya memang tidak bisa dipaksakan namun data itu akan tersimpan dalam otaknya.

"Ah ya, tadi Qwerty mengambil fotonya," ia lalu memperlihatkan foto dalam GPS-nya pada Sheera. Tidak terlalu jelas karena efek cahayanya yang kurang, namun masih memungkinkan bagi GPS itu untuk membaca data melalui wajahnya, jika data itu ada.

Quote :

"Tolong perkenalkan, ini adikku yang bodoh, maksudku adik kembarku, Rione"

"salam kenal...tunggu err...kau, saat menarikku..kau menyebut nama Elean kan ? kau mengetahui namaku ?", tanya Elean heran kearah Rione.

"Dia mendengar dari pembicaraan mungkin, ya kan Rione?" Ciel berusaha menutupi kesalahan Rione.


-----
OOT
Kok Ciel jadi kakak yang baik? XD

Quote :

"Dia mendengar dari pembicaraan mungkin, ya kan Rione?"

"baiklah...salam kenal sekali lagi, saya Elena Valerie, panggil saja Elean", sambil memberikan tangan kanannya ke arah Rione.

"ciel, kau tidak jadi pergi ?", Elean yang bertampang swt kearah ciel sekarang.

AH! Gawat...

Gara-gara Rione dia masuk lagi. Hahha, padahal tadi dia hampir berhasil kabur dari neraka itu.

"Bukannya anda juga, Elean-san? Kulihat tadi anda keluar, mengapa masuk lagi?" Ciel malah balik bertanya.

'yak punya partner buat keluar dari tempat ini akhirnya'

Quote :

"Bukannya anda juga, Elean-san? Kulihat tadi anda keluar, mengapa masuk lagi?"

wajah kikuknya mulai keluar, swt swt.
"eng banyak hal yang terjadi.., kau mau pergi kemana setelah pulang dari sini ?", Elean mengganti topic pembicaraan.

Raven ingin tertawa setiap melihat kepolosan Qwerty. Dia mulai memakan Pocky-nya lagi, menikmati apa yang terjadi di kedai tersebut.

Quote :

"Ng... itu loh Nona siapa ya namanya, Mary atau Mercy... Qwerty tidak ingat~"

Raven juga tidak ingat, dia pun menunggu reaksi Sheera selanjutnya.

Nah, coba lihat..Apa yang sedang dilakukan Elean dengan Ciel dan..Ah..kembarannya itu?

"Hahaha, kemana lagi kalau bukan ke ru..mah" suara Ciel merendah di akhir kalimat. Dia jadi kangen Indonesia. Tapi tentu saja dia tahu markas Kishidan adalah rumahnya sekarang.

"Bagaimana dengan anda, Elean-san?" Ciel masih menjaga Rione biar tidak kemana-mana, haha~

Quote :

"Bagaimana dengan anda, Elean-san?"

"tidak tahu...setidaknya sudah keluar dari kerusuhan disini", wajah elean sekarang (-----> =A=")

"ciel, ayo kita keluar dari sini...",Bisik Elean, berharap semuanya tidak mendengar selain Ciel.

"Ayo.." Ciel menerima ajakan Elean

"Rione, jika kau masih ingin di sini. Nanti menyusul ya" Ciel mulai beranjak keluar bersama Elean dan meninggalkan Rione.

Ayoo, pintu...

Elean memegang tangan Ciel dan berjalan pelan-pelan kearah pintu keluar caffe.

'almost..'

Elean memegang gagang pintu,kali ini pasti bisa

"LEON"

Sebelum Elean sempat membuka pintu, Kaito membuka pintu kedai tersebut, sehingga daun pintunya menabrak wajah Elean.

"APA YANG KAU LAKUKAN HAH? NGAPAIN KAMU MASUKIN FOTO CEWEK KE DOMPETKU? KAMU PIKIR AKU NGGAK TAHU APA? KALAU ADA YANG LIHAT KAN BISA GAWAT, DASAR BODOH!"

Setelah berteriak, Kaito melihat ke sekeliling kedai tersebut, tetapi yang dilihatnya hanyalah tampang para pengunjung kedai yang terkejut, dan orang di depannya yang lebih terkejut lagi.

Saat itu ia sadar kalau ada orang di balik pintu yang dibantingnya tadi.

"Ah, maafkan aku, kamu tidak apa-apa kan? Sekali lagi maaf, aku sedang terburu-buru."

Sialan kau Leon, kabur kemana kau hah?

Kaitopun segera pergi meninggalkan Kedai Kopi tersebut dan berlari mencari Leon, meninggalkan Elean yang masih kesakitan...

Dalam kondisi yang hening seperti itu, tiba-tiba saja Kaito kembali dan berteriak-teriak seperti orang kesurupan, lebih parahnya lagi ia menabrak Elean.

Qwerty yang tadinya sedang berbincang dengan Sheera mengenai 'si nona tanpa data' jadi terkaget seraya menjatuhkan GPS (berharga jutaan) dan 'TRAK!' ... GPS itu menghantam lantai.

... "Kyaaa!! GPS Qwerty!" teriaknya, tidak mau kalah dari Kaito.

"huh?"

dan kali ini, bocah ingusan yang menghampirinya tadi tiba-tiba masuk, menghantam Elean tanpa sengaja lewat pintu yang dibukanya, teriak-teriak,. dan pergi lagi.

belum lagi GPS Qwerty yang rusak.

waw...terlalu banyak masalah di sini.

Sheera langsung menghampiri Elean. "hei...kau tak apa? semoga tulang hidungmu tidak patah karena kejadian tadi." katanya.

Tawa Raven meledak lagi melihat Elean yang terbanting pintu oleh Kaito.

"AHAHAHA, bodoh sekali...," ucapnya cukup kencang.

Tawanya terhenti ketika melihat GPS Qwerty yang terjatuh.

Entah kenapa Raven juga ikut-ikutan berteriak, GPS itu cukup dia kagumi dan sekarang sepertinya sudah cukup rusak.

Raven berniat menolong Qwerty, sayangnya GPS-nya malah terinjak dan tambah remuk.

...
"Uhuhuhu... GPS Qwerty rusak dan terinjak..." ucapnya dengan nada setengah berduka, merunduk di lantai memegangi mendiang GPS-nya yang lagi tidak bernyawa.

Tiba-tiba saja Qwerty teringat orang yang memberikannya GPS ini, King, orang yang banyak merubahnya dan terkadang memanjakannya... walau begitu tetap saja sosok dokter pribadinya itu sangat menyeramkan. "Aaah matilah Qwerty..." ucapnya lagi.

Tidak terlalu perhatian pada Elean, padahal sepertinya yang baru mendapat celaka adalah Elean sendir.

"MAAFKAN AKU, QWERTY!" dia langsung meminta maaf dan tidak tega melihat GPS tersebut, naas sekali.

Raven buru-buru membuka dompetnya, ada banyak sekali kartu kredit dan kertas-kertas cek. Raven mengambil salah satu kertas tersebut.

"Berapa harganya? Akan kuganti GPS itu..Kalau perlu semua yang kau perlukan kubelikan."

Raven melirik Elean, kelihatannya sudah ditolong oleh Sheera-sama. Dia tidak perlu mengkhawatirkan gadis itu lagi.



oot: berlagak kaya sebentar..wakaka..