[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

"aku tidak yakin nona kecil... mungkin kau bisa memanggil Raven ke sini dan bertanya padanya. Sepertinya mereka sedang membahas sesuatu yang penting yang tidak berkaitan denganmu." ujar I.I

"Nah, sedikit lagi selesai, pegang kotaknya!"

Raven mulai bosan hanya meminum kopi dan mencampur adukannya dengan Pocky itu. Dia memperhatikan Qwerty dan I.I. yang sedang sibuk.

Ahh... bodohnya aku. Apa yang kulakukan hanya berdiam diri di sini? Aku harus membantu

Raven buru-buru beranjak dari kursinya, dan menuju ke tempat yang ada Qwerty dan I.I.

"Ano... ada yang bisa kubantu?" tanya si pria ramah ini pada kedua gadis itu.

Setidaknya membantu mereka akan menghilangkan kebosanan Raven.

Mizu segera memanggil raven

"hai raven aku butuh bantuanmu kemarinsebentar bisa?" Tanya tsuki

Quote :

"hai raven aku butuh bantuanmu kemarinsebentar bisa?"

Raven mengangguk segera. Lalu menuju ke tempat Mizu lagi.

"Butuh bantuanku?" tanyanya polos.

"hei jangan membantu mereka! Ini bagian Dari kejutan!" bisik mizu di telinga raven

"iya tolong Bantu mengangkat barang barang ini" kata mizu sambil menunjukan kado kado yang telah dihungkus kantong kresek

Raven menggeleng, tidak mengerti dengan apa yang di maksud dengan pesta.

Quote :

"hei jangan membantu mereka! Ini bagian Dari kejutan!"

"EEHH?! Jadi kalau ada pesta itu tidak boleh membantu?" tanya Raven lagi yang mulai lemot sekali otaknya."Maafkan aku. Aku belum pernah merayakan pesta ulang tahun sebenarnya."

Raven lagi-lagi tertawa. Dia memang belum pernah merayakan pesta ulang tahun. Ayahnya, Rayne Reidsword sama sekali tidak pernah melihatnya, apalagi merayakan pesta ulang tahun Raven. Rayne hanya menjadikannya sebagai kelinci percobaan, itulah yang membuat Raven menjadi seperti ini sekarang.

Quote :

"iya tolong Bantu mengangkat barang barang ini"

"Baiklah, serahkan saja padaku."

"oh? Memang ulang tahun raven lapan?" Tanya tsuki

"yei! Makasih"

Quote :

"oh? Memang ulang tahun raven kapan?"

Raven terdiam. Dia sama sekali tidak tau sebenarnya apa yang di maksud dengan ulang tahun. Yang dia tau ulang tahun adalah meniup lilin(Raven pernah melihat ini di televisi).

Raven sendiri tidak menganggap hari lahirnya itu penting, jadi dia memang melupakannya.

"Eh... ulang tahunku ya?" Raven berusaha mengingat tanggal itu, tetapi percuma. Dia tidak pernah merayakannya, sampai-sampai lupa sama ulang tahunnya sendiri."Ulang tahunku... aku tidak tau. Aku benar-benar tidak tau."

Raven diam. Lagi-lagi terbayang wajah ayah yang sangat di bencinya.

"hmmbagaimana kalau besok jadi ulang tahun raven? " kata mizu menguslkan

"raven mau hadiah apa besok?" tanyanya lagi

Raven memang tidak pernah mengetahui ulang tahunnya, sampai Mizu memberikan usul itu. Besok ulangtahunnya.

"Besok? Itu... itu tidak mungkin... apa boleh kita mengganti tanggal ulang tahun sembarangan?" Raven bertanya lagi.

Quote :

"raven mau hadiah apa besok?"

He... apa aku tidak salah dengar? Hadiah? Sudah lama sekali orang-orang tidak bertanya seperti itu. Orang terakhir yang memberikanku hadiah adalah Elean.

"T-tidak perlu. Aku merepotkan nanti. Hehe, lagi pula sudah lama sekali aku tidak mendapatkan hadiah... rasanya jadi aneh."

Raven teringat, hadiah pertama dan terakhirnya. Pocky yang di berikan oleh Elean.

"kalau kau tak tahu rasanya tak masalah" kata mizu

"hmm alat musik yang raven suka apa?"

Akhirnya I.I. memberikan kesempatan pada Qwerty untuk bergabung dengan Raven dan lainnya, oh ya... kebiasaannya mengekor rekannya itu belum sembuh. Dan waw, bagus... akhirnya Raven mendekatinya dan sepertinya berniat membantu. Qwerty sudah menyiapkan puluhan pertanyaan untuk dilontarkan sampai...

Aaaa... siapa itu gadis yang terus mengekori Raven?! Padahal baru saja Qwerty mau bertanya-tanya. Ia jadi agak kesal soal itu, "Ng... siapa dia?" memasang tampang masam sambil mengerutkan dahi.

Dan Qwerty tidak bisa bergerak karena masih harus memegangi kotak... kok ia jadi benar-benar merasa kesal.



OOTe: yang kesel PMnya *kabur ke sini buat melampiaskan kekesalan*

"ah halo saya mizu amamiya mizuka senang bertemu dengan anda qwerty San" kata mizu yang mendengar pertanyaan qwerty

"Ada yang bisa saya Bantu?"

adakorbanpelampiaskankekesalansaya*dilempar*

"Oh! Senang juga berkenalan dengan Mizu," ucap Qwerty dengan tegas, tidak seperti biasanya.

Dan oh... tawaran itu bagus, "Qwerty butuh bantuan, tolong pegang ini!" ucapnya sambil meletakkan kardus tersebut di tangan Mizu kemudian melenggang ke Toilet, melampiaskan kekesalannya pada hal lain kloset.

Mizu pun menjatuhkan kotak itu Dan berteriak " kerjakan sendiri!"

lalu mizu melangkah pergi

Oh~ sayangnya anak ini sudah ngacir duluan ke toilet sehingga tidak mendengar lagi apa yang Mizu katakan. Qwerty masuk ke dalam toiletnya dan menutup klosetnya, hanya duduk diam di sana.

"Eng... sebenarnya ada apa sih. Semuanya jadi sibuk sendiri, Qwerty bosan!" memisuh sendiri tidak ada kerjaan (sebenarnya ada tapi ditinggalkan).

Lalu berinisiatif mengeluarkan handphonenya dan berniat menelepon atasan lamanya. Sayangnya, telpon itu malah dijawab oleh suara mailbox. Ah... ia benar-benar sial sepertinya.

"Ah... kesal!" rengeknya sendiri.

Sheera melihat kejadian antara Mizu dan Qwerty. Dalam hatinya Sheera bersorak karena ada juga yang membenci Mizu selain dirinya. Buru-buru Sheera menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Sheera melihat Qwerty misuh-misuh sendiri. "ah...kamu kenapa, Qwerty?"

Quote :

"hmm alat musik yang raven suka apa?"

"Banyak... tapi aku paling suka piano," jawabnya riang.

Raven memperhatikan Qwerty dan yang lainnya lagi. Qwerty terlihat kesal, dan Raven tak mengetahui apa penyebabnya.

Raven ingin menyapa Qwerty, tetapi Qwerty keburu ngacir ke toilet. Dan akhirnya Raven hanya bisa menunggunya keluar dari toilet(tak mau kejadian di pesta terjadi lagi).

"Qwerty.... sudah banyak kemajuan yah," Raven tersenyum sambil membayangkan ketika pertama kali dia bertemu dengan Qwerty. Dulu ekspresinya agak sulit untuk keluar dan masih antisosial.

Raven duduk lagi di tempat asalnya, menunggu lagi. Dan di dengarnya suara mengeong, di bawah mejanya. Raven melihat kebawah, ternyata itu Si Meong, kucing putih yang di belinya bersama Qwerty.

"Ehh... padahal kan sudah kusuruh Si Meong untuk tinggal di mobil, tapi tidak apa-apa deh," Raven mengangkat Si Meong tinggi-tinggi, dan mulai bermain dan berbicara dengan kucing itu seperti anak autis.

"ah kalau begitu mizu helikan piano saja sebagai hadiah?" tawar mizu

" wahh kucingmu? lucu sekali raven!"

Quote :

"ah kalau begitu mizu helikan piano saja sebagai hadiah?"

Ok, reaksi Raven masih sangat lambat untuk mencerna apa yang Mizu katakan. Raven merasa tak yakin dengan apa yang di dengarnya.

"APA?!" Raven menjatuhkan pockynya saking kagetnya."T-tidak perlu... aku sudah punya, lagi pula piano itu kan harganya tak bisa di bilang murah... alat musik apa yah yang belum ku punya..."

Raven mencoba berpikir lagi, memikirkan hampir semua alat musik dia punya, sampai angklung dan alat musik khas Indonesia pun Raven memilikinya.

"Hngg... aku belum punya harmonika. Kemarin ingin beli, tetapi kelihatannya alat musik itu sudah menjadi alat musik yang langka di tahun 2020," ucap Raven lesu.

Quote :

" wahh kucingmu? lucu sekali raven!"

"Iya, ini kucing yang kubeli bersama Qwerty... Namanya Si Meong," jawabnya lagi polos.

"harmonika?" Tanya mizu

lalu ia segera mengambil tempat kecil Dari kantongnya Dan menyerahkannya pada raven

"ini warisan orangtua ku aku tidak memakainya Dan tenang iu masih baru kok" kata mizu sambil tertawa

"si meong? Namanya lucu sekali!"

Quote :

"ini warisan orangtua ku aku tidak memakainya Dan tenang iu masih baru kok"

"Ehh? Warisan? Apa tidak apa-apa di berikan padaku?"

Perasaan Raven campur aduk. Senang, terharu, melihat harmonika itu menjadi hadiah keduanya.

Quote :

"si meong? Namanya lucu sekali!"

"Ahahaha... iya, Qwerty yang memberikannya nama. Ini kucingku dan Qwerty sih sebenarnya."

"tidak masalah anggap saja kenang kenangan Dari mizu Dan hadiah ulang tahun mu" kata mizu

"karena belum tentu kita bertemu sebagai teman lagikan?" itu bukan pertanyaan melainkan penjelasan atas apa yang terjadi. Dan mizu menyadari Hal itu

"oh? Wahh lucu sekali ini punya qwerty? Tak heran mizu namanya hampir Ada persamaannya dih" kata mizu sambil ertawa

Quote :

"karena belum tentu kita bertemu sebagai teman lagikan?"

Itu membuat Raven menjadi lesu. Takdir mereka berdua memang berbeda. Mizu di pihak Kishidan, sedangkan Raven di pihak Britannia. Raven menjadi kesal sendiri, kenapa harus ada dua belah pihak di pecah seperti itu.

Quote :

"oh? Wahh lucu sekali ini punya qwerty? Tak heran mizu namanya hampir Ada persamaannya dih"

"Iya. Kucing ini punya aku dan Qwerty. Persamaan bagaimana?" otak Raven lagi-lagi berjalan lambat.

"Sama sama
kawaii nya hahaha"

"kenapa kok Lesu?" tanya mizu